TERIMA KASIH, PAK LEO: WARISAN KEBAPAKAN DAN KETELADANAN YANG MENGAKAR DI HATI KAMI
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Dalam dunia pendidikan, guru bukan sekadar penyampai ilmu, tetapi pelita jiwa yang menuntun manusia menuju cahaya pemahaman. Sebagaimana Filsuf Socrates, pernah berkata bahwa pendidikan bukanlah mengisi bejana kosong, melainkan menyalakan api. Dan api itu, dalam sosok Bapak Leonardus Teti, menyala bukan hanya melalui pengajaran, tetapi melalui keteladanan hidup yang membumi, sederhana, dan penuh cinta. Ia tidak hanya hadir sebagai pengajar, melainkan sebagai figur kebapakan yang mendidik dengan hati, membimbing dengan kesabaran dan begitu menyentuh hidup. Di masa purnatugasnya, kami tidak hanya melepas seorang guru, tetapi merayakan warisan nilai yang telah tertanam dalam hati kami, warisan yang akan terus hidup di lorong waktu dan di jiwa para penerus bangsa yang telah dibersemainya.
Mengenal Pak Leo dengan nama lengkapnya Leonardus Teti, bukan hanya perihal melihatnya sebagai sosok guru senior di ruang guru, tetapi merasakan kehadiran seorang figur kebapakan yang selalu memberi ruang bagi siapa pun untuk tumbuh. Saya masih ingat ketika pertama kali ditempatkan di SMPN 1 Lobalain di tahun 2005; di tengah kegugupan dan kebingungan sebagai guru muda, banyak hal yang saya dapat belajar dari beliau. Saya mengaguminya sebagai seorang guru senior yang berdedikasi dalam mendidik hingga di ujung purnatugasnya.
Kehadirannya menjadi sosok yang penuh makna, selalu konsisten datang pagi, menyapa dengan sopan, dan berdiskusi bersama untuk menyikapi tantangan sekolah yang terjadi. Dalam diamnya, tersimpan ketegasan; dalam kelembutannya, tertanam prinsip kuat. Bersama beliau, saya belajar bahwa mendidik bukan tentang menguasai kelas, tapi tentang menyentuh hati. Dan itulah Pak Leo, guru yang mengajar dan bermakna bagi kehidupan itu sendiri.
Warisan terbesar dari seorang guru bukan terletak pada materi pelajaran yang ia sampaikan, melainkan pada nilai-nilai hidup yang ia tanamkan secara konsisten. Pak Leo telah meninggalkan lebih dari sekadar catatan pelajaran di papan tulis; ia meninggalkan jejak moral yang membentuk karakter kami. Ketekunan, kesabaran, kedisiplinan, dan rasa hormat kepada sesama adalah nilai-nilai yang terus beliau bawa dalam keseharian, tanpa banyak kata, namun terasa kuat dalam tindakan. Ia mengajarkan bahwa menjadi guru bukan tentang seberapa tinggi suara kita didengar, tetapi seberapa dalam kehadiran kita dirasakan. Nilai-nilai itu kini telah menjadi bagian dari budaya sekolah, sebuah warisan yang akan terus mengalir dan membentuk generasi yang akan datang.
Melihat kembali perjalanan panjang pengabdian Pak Leo mencapai enam dekade, kami menyadari bahwa kehadirannya bukan hanya mengisi ruang kelas, tetapi juga telah mengisi ruang hati kami. Satu hal yang tidak pernah berubah adalah komitmennya sebagai pendidik sejati menunjukan semangat mendidik sampai masa purnatugasnya. Kami bersyukur pernah berjalan bersama sosok yang tidak hanya mengajar tetapi juga membentuk karakter kami sebagai rekan kerja, sahabat, dan pendidik. Purnatugas ini bukanlah akhir, melainkan sebuah puncak penghargaan dari perjalanan panjang penuh makna. Terima kasih, Pak Leo, atas segala yang telah Bapak bagikan. Doa kami menyertai setiap langkah Bapak di masa istirahat dari pengabdianmu ini, semoga damai, sehat, dan sukacita menjadi bagian dari hari-hari Bapak selanjutnya.
Memahami bahwa perpisahan ini bukan akhir dari sebuah kebersamaan, melainkan bentuk penghormatan atas perjalanan panjang seorang guru yang telah menabur cahaya di tengah ladang pendidikan. Bapak Leonardus Teti, dalam segala kesederhanaan dan kebijaksanaan yang Bapak tunjukkan, kami belajar tentang arti menjadi pendidik yang sejati. Bahwa tentang kehidupan yang dijalani dengan makna akan terus hidup, bahkan setelah raga tak lagi berkarya. Dalam jejak pengabdian Pak Leo, kami belajar bahwa keteladanan sejati tidak memerlukan panggung megah, cukup konsistensi dalam nilai dan ketulusan dalam tindakan. Karena sesungguhnya, nilai hidup seorang guru tak diukur dari seberapa lama ia mengajar, tetapi dari seberapa dalam ia mampu menginspirasi.
Akhirnya, atas jejak kebaikan yang telah Bapak tinggalkan, kami keluarga besar UPTD SMPN 1 Lobalain mengucapkan terima kasih atas segala dedikasi, cinta, dan ketulusan yang Bapak curahkan selama ini bagi dunia pendidikan di kabupaten Rote Ndao, khususnya di UPTD SMPN 1 Lobalain. Selamat menikmati berkat usia yang ke-60 tahun kepada Bapak Leonardus Teti. Semoga Bapak senantiasa diberkahi kesehatan, sukacita, dan damai dalam setiap langkah hidup.
Selamat beristrahat dari tugas-tugas mendidik dan memasuki masa purnatugas sebagai sebuah fase baru yang kami harap dipenuhi dengan ketenangan, kebahagiaan, dan kenangan indah atas pengabdian tulus Bapak selama ini. Biarlah jejak Bapak tetap hidup dalam hati kami dan dalam setiap langkah generasi yang pernah Bapak sentuh dengan didikan ilmu dan nasehat. Kiranya Tuhan senantiasa membalas semua jerih lelah Bapak dengan kesehatan, damai, dan sukacita di masa purnatugas.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI