Dalam hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh dengan tuntutan, kecepatan, dan ambisi pribadi, sering kali kita lupa untuk berhenti sejenak dan merenungkan nilai-nilai dasar yang membentuk kemanusiaan kita.Â
Jumat Agung, yang diperingati umat Kristiani sebagai hari pengorbanan terbesar dalam sejarah iman mereka, mengundang kita untuk kembali mengingat arti sejati dari kasih dan pengorbanan.
Di tengah dunia yang semakin individualistik, refleksi atas peristiwa Jumat Agung menjadi semakin relevan bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi sebagai ajakan untuk melihat kembali bagaimana kita hidup, mencintai, dan berbagi dengan sesama.Â
Melalui momen ini, kita diajak untuk bertanya: apa arti pengorbanan di zaman sekarang, dan bagaimana kita dapat menghadirkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Makna Pengorbanan Kristus
Pengorbanan Kristus di Jumat Agung merupakan puncak dari kasih tanpa syarat yang melampaui logika manusia. Dalam peristiwa penyaliban, kita melihat gambaran paling dalam tentang bagaimana cinta sejati diwujudkan melalui penderitaan dan pengorbanan diri.Â
Kristus, yang tidak bersalah, memilih untuk menanggung penderitaan, penghinaan, dan kematian di kayu salib demi keselamatan umat manusia.Â
Ini bukan sekadar tindakan heroik, melainkan manifestasi dari cinta ilahi yang rela mengorbankan segalanya demi yang dicintai. Melalui pengorbanan ini, Kristus mengajarkan bahwa kasih sejati tidak menghitung untung-rugi, tidak menuntut balasan, dan tidak mengenal syarat.