Mohon tunggu...
Salmi Fadlilah
Salmi Fadlilah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

Never Give Up

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Maaf yang Tak Tersampaikan

4 Maret 2020   09:43 Diperbarui: 4 Maret 2020   09:59 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Langsung saja Ayu baris di barisan kelas barunya itu setelah masa ospek, sambil celengak-celinguk Ayu mencari teman yang bisa ia ajak ngobrol. Namun mulutnya sulit untuk memulai pembicaraan pada orang baru, ia hanya bisa tersenyum pada teman-teman barunya itu.

"Kamu gaada temen?" tiba-tiba saja terdengar suara seorang perempuan dari belakangnya
"Eh iya" jawab Ayu sambil tersenyum
"Dari SMP mana emang?" tanya perempuan itu
"Aku dari SMP 2 Padalarang, kamu dari mana?" tanya balik Ayu
"Aku dari SMP 1 Bandung" jawab seorang perempuan tadi yang kini berada di sampingnya
"Eh iya kenalin aku Alena" sambungnya
"Oh iya aku Ayunindya" jawab Ayu
"Sama aku terus ya aku juga sama gaada temen"
"Iya boleh ayo"
"Yu kita ke kelas Yu" ajak Alena
"Oh iya Yu len, Alena?" sambil bingung Ayu menjawab ajakan Alena
"Haha namaku Alena Devyna Putri, temen-temen SMP sih biasa manggil devy, tapi itu terserah kamu mau panggil apa" jawab Alena sambil terus tertawa
"Aku juga panggil kamu Devy aja ya"
"Boleh dong"

***

Sebelumnya, saat masa ospek, Ayu benar-benar tidak betah di sekolah barunya. Ia merasa tidak memiliki teman satu pun, bahkan hanya untuk sekedar ke kantin pun ia tidak ada teman. Masa ospeknya benar-benar tidak memiliki kesan yang indah, bahkan bisa di bilang buruk. Kedua orang tuanya sudah menawarkan Ayu untuk tetap di Padalarang, di sana ia akan tinggal bersama Neneknya, ia pindah ke Bandung karena Ayahnya pindah tugas. Namun Ayu tidak ingin merusak impiannya untuk bersekolah di sekolah ternama itu, impian yang sudah ia impikan sejak dulu.

Sekarang Aku sudah memiliki teman, Devy. Devy adalah anak yang humble, sepertinya sih mudah bergaul dengan siapapun, namun setelah berteman satu tahun dengannya, ternyata ia tidak se-humble itu. Ia hanya akrab dengan teman yang memang sepemikirian dengannya saja. Jadi pertemananku dengan Devy hanya bertahan satu tahun, kami memang masih satu kelas saat tahun kedua, namun kami jadi tidak sedekat saat tahun pertama. Berbeda denganku, sekarang Aku memiliki banyak teman di sekolah ini, ya memang di hari pertama sekolahku aku sangat pemalu sekali, namun sekarang Aku memiliki sahabat. Ya sahabat. Sahabat yang selalu Aku inginkan, sahabat yang mengerti sifat dan segala kekuranganku. Mereka adalah Gefira Sekar dan Sivia Lamri Nur Fadilah.

Kami bertiga, Aku, Gefira, dan Sivia, seringkali satu kelompok jika ada tugas kelompok di kelas. Kami pun memiliki ekstrakurikuler yang sama, yaitu di dibidang seni. Kami memilih eskul seni karena kami berfikir bahwa eskul adalah tempat kami refreshing dari pelajaran-pelajaran sekolah yang terkadang bisa membuat kami stres. Dengan seni, kami bisa sedikit melupakan masalah kami tentang tugas dari para guru yang kerap kali membuat kami kewalahan. Namun, kami tetap bisa mengerjakannya tapat waktu.

Sesekali kami bermain ke luar untuk refreshing di akhir pekan. Dan pada suatau hari, kami habis menonton sebuah film yang menceritakn kisah anak milenial, yang tentunya banyak diminati oranng-orang. Tidak hanya menonton film, kami pun bermain Time Zone, berfoto ria di sebuah tempat kotak kecil yang sering dikenal dengan sebutan Foto Box, dan tentunya setelah menghabisi energi hari itu, kami merngisi perut kami di salah satu restoran yang ada di mall itu.

"Sivia?" tiba-tiba saja terdengar suara seorang laki-laki memanggil nama Sivia
"Eh Ardito! Apa kabar kamu" jawab via sambil bangun dari duduknya dan menghampiri Dito
"Baik ya, kamu ngapain di sini?" janya Dito
"Ya biasa deh gini, cuci mata dari tugas tugas sekolah yang bisa buat stres hahaha" jawab Via
"Haduh dasar kamu ga berubah ya"
"Eh kamu ngapain To di sini? Sendiri aja?"
"Iya nih Aku janjian sama temen-temenku tapi mereka gajadi dateng karena ada suatu hal, kesel dong udah nyampe sini tiba-tiba gajadi" jawab Dito dengan nada kesal
"Aduh itu mah dikerjatin to, yaudah gabung aja sama aku dan temen-temenku, cuman bertiga ko" ajak Via
"Eh serius gapapa? Tapi aku kan gakenal sama temen kamu itu"
"Santai kali to, temen-temenku baik ko" sambil melihat ke arah tempat Aku dan Gefira duduk
Kami balas dengan senyuman dan lambaian tangan pada Dito dan Via

Akhirnya Aku dan Gefira berkenalan dengan temannya Sivia, Ardito Dewanta. Kami berempat saling bertukar cerita tentang masa SMP kami masing-masing dan membicarakan banyak hal. Ardito anaknya memang asik, ia juga mudah berbaur dengan kami, ia tidak malu untuk berbicara saat makan siang itu. Hingga kami lupa waktu. Adzan magrib sudah berkumandang, dan kami bergegas untuk pulang. Pada saat itu Aku tidak membawa sepeda motor karena dipakai oleh Ayahku, dan Gefira sudah pulang terlebih dahulu dijemput oleh pacaranya, Andrean.

"Yu, mau bareng Aku ga?" ajak Sivia
"Eh gaudah deh Ya, kita kan beda arah, nanti kamu kemaleman pulangnya" jawabku
"Ih terus kamu mau gimana pulangnya"
"Aku pesan Ojek Online saja Ya"
"Emm mau bareng denganku saja Yu?" ajak Dito
"Eh tidak udah To, aku pulang dengan mang Ojol saja"
"Ih udah Yu, ini udah malem, kamu pulang dianter Dito pokonya, To nitip Ayu ya, awas jangan sampe lecet sedikit pun" gurau Via
"Eh kamu kira aku barang" kesal Ayu
"Yaudah yu, naik"

Akhirnya Aku pulang diantar oleh Dito, dan selama di perjalanan pulang kami saling bertukar cerita tentang banyak hal, memang tidak ada habis-habisnya topik cerita kami dan membuat perjalanan pulang malam itu seru. Setelah sampai di depan gerbang rumahku,
"Sampe ketemu nanti lagi ya" dan Aku pun membalas "Terima kasih" dengan senyuman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun