Teman-teman pernah membayangkan seluas apa alam semesta yang kita tinggali? Atau bagaimana cara astronom dalam mengukur jarak antara Bumi dan Matahari? Atau antara Bumi dan Proxima Centauri, tetangga terdekat Matahari? Atau antara galaksi Bima Sakti dengan tetangganya, Andromeda?
Penentuan jarak dalam astronomi memang merupakan salah satu hal yang penting. Tanpa adanya informasi mengenai jarak, kita tidak bisa mengetahui pancaran radiasi bintang yang sesungguhnya. Bagaimana sih cara astronom mengukur jarak? Rupanya banyak sekali metode pengukuran jarak dalam astronomi. Masing-masing metode disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, ketika kita mau mengukur panjang kertas. Untuk mengukur panjang kertas, tentu kita cukup menggunakan penggaris saja. Berbeda ketika kita akan mengukur jarak rumah dan sekolah kita. Tentu untuk mengukur jarak rumah dan sekolah, kita tidak dapat menggunakan penggaris melainkan meteran.Â
Begitu juga dengan mengukur jarak objek langit. Misalnya untuk mengukur jarak Bumi dan Matahari, kita dapat menggunakan metode Paralaks. Berbeda dengan ketika kita mengukur jarak antara Bima Sakti dan Andromeda yang dapat menggunakan standard candle.
Paralaks itu apa sih?
Pengukuran jarak yang menggunakan metode paralaks, prinsip dasarnya adalah mengukur perbedaan sudut relatif terhadap acuan yang digunakan. Biasanya astronom menggunakan bintang di sekitar objek yang jaraknya jauh sekali sehingga ketika diamati dalam selang waktu tertentu tidak terlihat perubahan posisinya atau dapat dianggap diam.
Semakin dekat sebuah objek maka akan semakin besar perbedaan sudut relatif terhadap bintang latar belakangnya. Apabila objek yang ingin kita ukur itu jaraknya jauh sekali maka akan sangat sulit mengetahui perbedaan sudutnya. Sehingga untuk mengukur jarak bintang atau objek langit lainnya yang sangat jauh, biasanya astronom menggunakan standard candle.
Kalau standard candle itu apa?
Standard candle adalah sebutan untuk objek langit yang sudah diketahui magnitudo absolutnya. Apa sih magnitudo absolut itu? Magnitudo absolut adalah kecerlangan bintang atau objek langit jika objek tersebut berada di jarak sepuluh parsec dari Bumi. Ibaratnya, kalau kita sudah mengetahui kecerlangan lampu di jarak sepuluh meter adalah 20 watt, maka kita bisa menggunakan patokan/standar tersebut untuk mengukur jarak lampu yang lebih jauh.
Salah satu objek langit yang dapat dijadikan sebagai standard candle adalah bintang variabel Cepheid. Cepheid adalah salah satu tipe bintang variabel yang variasi luminositasnya berperiodik. Kemudian, ketika dipetakan oleh Henrietta Leavitt pada tahun 1908, didapati bahwa magnitudo absolut bintang Cepheid memiliki hubungan dengan periodenya yang kita kenal hari ini sebagai hubungan periode-luminositas.
Cepheid sendiri dibagi setidaknya menjadi dua tipe, tipe I dan II. Cepheid tipe I biasanya merupakan bintang-bintang Cepheid populasi I atau populasi muda. Karena umurnya yang relatif muda, biasanya bintang Cepheid tipe I banyak ditemukan di daerah lengan spiral galaksi. Bintang-bintang tersebut relatif memiliki metalisitas dan luminositas yang tinggi. Berbeda dengan Cepheid tipe II yang terdiri dari bintang-bintang populasi II atau populasi tua dan memiliki metalisitas serta luminositas yang relatif lebih kecil dari Cepheid tipe I.
