Aku heran, mengapa semua orang mengatakan bahwa sahabatku ini tidak normal. Padahal, awal ia masuk sekolah dan menjadi teman sebangku, ia baik-baik saja. Tergolong orang normal dan ceria, melebihi diriku yang lebih cenderung pendiam dan kutu buku.
Aku heran, mengapa sahabatku juga lebih pendiam dariku. Ketika ku bertanya, ia lebih menghindar dan sok 'ah' ala perempuan menyebalkan dan berlebihan. Apalagi pas ditarik lengannya ketika tiduran di meja belajar kelas.
"Ah jangan!" tiba-tiba ia teriak tepat di telingaku ketika aku menyentuh sedikit saja. Kamu kenapa?
"Cel, sudah ku bilang, menjauhlah dari Tersa, dia perempuan yang sudah gila. Ia tidak mau didekati oleh sahabat sebaikmu!"
"Akalnya sudah tak ada, sudah lenyap!"
"Bila lenyap, mengapa masih ingat hari ini memakai seragam apa?"
Suatu hari aku pernah menuju perpustakaan melewati toilet perempuan. Aku mulai merasakan bahwa ada yang aneh. Aku memasuki toilet tersebut dan menemui sahabatku dengan rambut acak-acakkan dan wajah datar menghadapku.
"Tersa!"
"Hei!" dia mencekikku.
"Celine!" panggil seorang pria yang sangat ku kenal. Aku terbangun dan berada di dalam ruangan putih dan ranjang khas UKS. Memang benar, aku berada di dalam ruangan tersebut.
Pria itu adalah tetangga Tersa yang kini sudah kelas 12. Berbeda denganku yang baru kelas 10. Miris sekali Tersa tiba-tiba begitu. Ada apa?