Pendidikan prasekolah sering kali dipandang remeh oleh masyarakat. Padahal pengaruh pendidikan prasekolah sangat besar kepada anak. Pendidikan prasekolah atau PAUD merupakan pondasi tingkat pendidikan sebelum menuju jenjang selanajutnya. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepadaa anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Perkembangan pendidikan AUD yang semakin meningkat dari tahun ke tahun (Kemendikbud, 2016) yakni sudah mencapai hampir 246 ribu lembaga PAUD di berbagai wilayah Indonesia. Oleh kaarena itu, lembaga PAUD sendiri harus mampu mengembangkan pendidikannya kepada peserta didiknya. Pendidikan yang utama diajarkan kepada anak adalah pendidikan karakter sebelum melangkah ke metode calistung yang sudah tidak asing lagi dikehidupan kita (Didik Suhardi, Sesjen Kemendikbud). Â Mengapa pendidikan karakter itu penting? Karena di zaman teknologi ini karakter pada anak akan lebih sulit untuk di arahkan. Gawai saja sekarang sudah menjadi permainan anak usia dini, dan permainan zaman dahulunya mulai berkurang sedikit demi sedikit.
Bagaimana cara memberikan Pendidikan Karakter pada anak usia dini?
1. Mengutamakan Sopan Santun
Menurut pendiri etiket-network.com dan seorang charm school mengatakan: "Berperilaku sopan adalah cara hidup, bukan hanya sesuatu yang ditunjukkan saat berada di pesta pernikahan atau restoran mewah," (Robbin Thompson,dkk). Bayangan mayoritas orang mungkin mendidik AUD itu mudah padahal sebenarnya tidak semudah yang kita bayangkan. Semua itu butuh proses perlahan dan kesabaran yang tidak bisa spontan terjadi seperti  sulap (Sherly Eberly,Penulis buku 365 Manners Kids Should Know). Hasilnya anak akan lebih bisa menghargai orang lain dan memperlakukan orang lain dengan baik.
2. Mengajarkan EmpatiÂ
 Empati erat berhubungan dengan perilaku moral yaitu Suatu perasaan yang mendorong seseorang untuk bertindak peduli, meski secara rasional tidak diperlukan (Walker,  Asisten Profesor di School of Family Life). Rasa empati bukanlah karakter yang terbawa dari anak sejak  lahir, akan tetapi membutuhkan latihan dan bimbingan dari orangtua ataupun guru. Apalagi ketika anak melihat orang sekitarnya melakukan sesuatu, maka dia akan menirunya (Anne). Anak yang mempunyai sifat empati, dia akan lebih suka memaafkan dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi pada orang lain dan lingkungannya.
Pendidikan karakter pada anak usia dini harus diajarkan dengan baik, karena pengaruhnya akan dia bawa sampai jenjang-jenjang tinggi selanjutnya. "Balita suka melihat hal-hal yang dahulu mereka lakukan. Menceritakannya adalah salah satu cara agar ia memahami tentang akibat dari perbuatannya terhadap orang lain," (Anne)