Assalamu’alaikum Wr. Wb
Artikel ini saya buat dalam suasana paska pertandingan sepakbola tim nasional Indonesia melawan Belanda, yang berlangsung kemarin malam (7/6). Saya sangat bersemangat saat menantikan pertandingan yang bergengsi bagi Indonesia tersebut, dimana kita tahu bahwa sebelum Indonesia merdeka, merupakan bangsa jajahan para Oranje selama hampir tiga setengah abad, dan setelah itu dilanjutkan oleh Jepang. Namun, dalam artikel ini saya tidak akan menyinggung soal sejarah bangsa ini lagi, karena saya meyakini bahwa setiap dari kita mengetahui sejarah bangsa kita ini.
Ketika saya sedang menonton pertandingan Garuda vs. Oranje kemarin malam, sebagai rakyat Indonesia, saya mendukung penuh tim nasional Garuda ketika bertanding melawan tim oranye. Prestasi dunia persepak-bolaan Indonesia memang tidak sebaik yang kita inginkan, kita harus akui itu, bisa dilihat dari perpecahan di badan sepakbola indonesia PSSI yang sampai sekarang masih terus mengalami konflik internal. Tim Garuda sejak awal menunjukkan permainan yang dominan, menguasai bola dengan taktik operan pendek sehingga dari awal pertandingan, bola lebih sering dikuasai oleh tim Garuda.
Ketika melihat kegemilangan tim Garuda bermain, saya sebagai saudara setanah-air bangga karena melihat mereka bermain dengan tenang. Namun saya sangat terganggu dengan komentar-komentar yang dilontarkan oleh komentator. Sungguh saya sangat risih mendengar komentarnya, karena seakan-akan tim Garuda dapat ‘menahan’ Belanda dengan susah payah. Berikut kutipan komentar yang dilontarkan pada pertandingan semalam :
“Masih beruntung Indonesia belum kebobolan sampai menit ke-25...”
Menurut saya, komentar ini sangat negatif. Bayangkan! Tim Garuda bermain dengan penampilan yang baik, tetapi komentator melontarkan kata-kata ini dengan entengnya, seakan-akan tim Garuda bersusah payah dalam melawan Belanda. Kemudian ini salah satu komentar inferior-nya yang lain ketika seorang pemain belakang Indonesia berhasil melancarkan tekel kepada pemain belanda sehingga bola lepas dari sang Oranye :
“Sebuah kesalahan dari pemain belanda bung....”
Sungguh, saya otomatis berfikir bahwa komentator ini adalah tipe orang yang inferior. Kenapa dia tidak bilang seperti ini?
“Tekel yang bagus dari pemain Indonesia bung, tim Belanda harus berusaha lebih keras untuk menembus tembok pertahanan Indonesia”
Saya justru akan sangat senang mendengar komentar seperti itu, karena menunjukkan bahwa bangsa Ini pun hebat dalam memainkan si kulit bundar. Entahlah, mungkin saya saja yang berlebihan dalam mendengarnya atau memang sang komentator yang berfikiran inferior.
Yang saya ingin bahas adalah bagaimana bangsa ini masih terjajah walaupun secara konstitusional kita adalah negara yang merdeka. Harus kita akui bahwa walaupun kita merdeka, mental yang dimiliki oleh sebagian dari masyarakat Indonesia masih terjajah dalam benak dan fikiran mereka. Tidak lain ketika kita menggunakan standar asing yang menurut kita berkelas atas, seringnya kita menggunakan bahasa indonesia dicampur dengan bahasa asing, seringnya berfikir negatif, masih pula berfikir bahwa kita adalah Negara inferior dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Saya sedih melihat kenyataan ini, karena bangsa ini belum juga merdeka secara penuh, padahal dulu ketika bapak-bapak pendiri bangsa memperjuangkan kemerdekaan negara ini dengan sekuat tenaga dan usaha. Saya berharap, di masa yang akan datang nanti, bangsa ini bisa cepat menghilangkan ke-inferior-an dalam dirinya dan maju sebagai Indonesia raya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salman D. Sembiring