Mohon tunggu...
Salman QS
Salman QS Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Imbuhanmu Doamu

10 Mei 2016   21:01 Diperbarui: 10 Mei 2016   21:31 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapako kau itu dongo?!
Bodo' mu kau itu!
Jangko keluar, ku cambo' ko itu!
Kalimat di atas diucap dengan logat daerah (pasti teman-teman tau daerahnya).

Ada apa gerangan kalimat tersebut?
Sebagai penduduk kota yang dimaksud sebagian dari kita masih sering mendengar ucapan2 tersebut. Sebagian pula familiar sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Saya sendiri baru saja mendengar dari teman perjalanan yang tak ingin anaknya menjadi aktif. 'Kebiasaan' mengucapkannya seakan telah mendarah daging mulai dari ucapan orangtua ke anaknya sampai kepada cakap pergaulan dengan variasi yang beragam.

Kata bodo', tolo, dongo dan lain sebagainya diistilahkan oleh murabbiah-ku, Pengelola Mutiara Islamic School, sebagai "imbuhan" bagi banyak penduduk asli daerah tsb yang setia mendampingi percakapan, bak garam senantiasa melengkapi sayur. Namun kelaziman penggunannya dalam konteks sosial daerah itu tidak menandakannya sebagai kebaikan. Hati-hati! Banyak redaksi hadits dalam berbagai riwayat yang menyatakan bahwa doa orangtua kepada anaknya itu doa yang mustajab (dikabulkan) dan dalam hadits lain riwayat Ad-Dailami yang artinya "Doa orangtua kepada anaknya bagaikan doa nabi bagi umatnya." Hah berarti ucapan yang terlontar selama ini? Silakan dijawab masing-masing.

Memang betul belum ada penelitian spesifik mengenai ucapan orangtua semasa kecil yang berdampak pada 'karir kehidupan' si anak saat dewasa. Namun banyak kisah nyata yang membuktikan, seperti pada Syekh as-Sudais yang di masa kecilnya 'dikutuk' oleh sang ibu menjadi Imam Masjidil Haram karena kenakalannya. Dan itu terbukti!

The question is.... Masih adakah hasrat mengucap imbuhan-imbuhan negatif itu? Apakah dengan menyiraminya hujatan membuat kita puas? Saya kira kata pujian hebat dan lainnya dapat menjadikannya 'kutukan' yang mahadahsyat terutama pada anak kita. Tak ada salahnya kan!

Tak sengaja di tengah perjalanan kudengar lirik band cadas legenda seperti ini:
Carefull what you wish...
Carefull what you say...
Carefull whay you wish,
You may regret it.
Tepat sekali!

“Janganlah kalian mendoakan (keburukan) untuk dirimu sendiri, begitupun untuk anak-anakmu, pembantumu, juga hartamu. Jangan pula mendoakan keburukan yang bisa jadi bertepatan dengan saat dimana Allah mengabulkan doa kalian…”. (HR. Abu Dawud)

Ya Allah jadikan anak dan keturunan kami sebagai penyejuk mata dan ladang pahala bagi kami, serta jadikan mereka generasi cemerlang, generasi rabbani.


Salman Qadama Shidqin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun