Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bertemu (Kembali)

30 Maret 2022   20:11 Diperbarui: 30 Maret 2022   20:55 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aslam mendengkur di atas kasur lantai yang kusam warna merah pudar. Sesekali tangannya menyelonjor di antara selipan bantal. Sesekali ia menggesek-gesekkan bagian luar kakinya ke kasur mencari kenyamanan posisi. Dengkurannya begitu keras saat pulas menggambarkan lelahnya kesehariannya.

Usianya yang sudah berkepala tiga membuatnya tidak punya alasan lagi untuk hanya sekadar diam di rumahnya. Rumah yang diberikan cuma-cuma oleh mendiang ayahnya yang hanya pernah bertemunya saat usianya masih SMP. Meski hanya tinggal sendiri ia tetap serius menjalani hidupnya yang bagi orang lain mungkin membosankan. Ia sangat mempedulikan penampilannya. Kata orang ia tampan dan aneh belum memiliki pasangan atau calon pasangan. Satu hal yang ada dalam pikirannya. Mencari kerja yang menyenangkan dan membuatnya tidak bosan. Dan yang paling penting tidak dipecat.

Bang, main raket yuk. Tegur anak tetangga yang sering ia ajak main ke rumahnya jika ada makanan.

Baginya anak itu mirip dengannya saat seusianya dulu. Setidaknya itulah yang ia khayalkan.

Nanti ya dek, abang mau jalan dulu. Jawabnya sambil tersenyum. Kemudian menyelesaikan ikatan tali sepatunya.

Ini adalah hari ke sekian kalinya setelah ia dipecat. Entah mau ke mana ia hari ini. Ijasah kuliahnya belum turun. Sebab memang ia tak melanjutkan kuliahnya itu. Di suatu pos ronda dekat komplek pinggir jalan yang ia lalui sekenanya, ia bertemu tukang bakso. Laki-laki tua yang seusia ayahnya jika hidup. Dahinya keriput mengkilat. Langkahnya terlihat kuat meski tangannya sedikit gemetar. Tak tega ia melihat lelaki tua itu. Lalu ia membeli bakso dagangan lelaki itu dengan uang tabungannya yang ia bawa. Ya, yang membuatnya masih hidup adalah tabungannya yang masih cukup. Sisanya untuk seminggu ke depan ia tinggal di lemari kamarnya.

            Suapan terakhir telah selesai. Merogoh kantung celananya, mengambil sebatang rokok dari bungkusnya. Mau ke mana mas? tanya tukang bakso. Jalan-jalan aja pak, nyari lowongan jawab Aslam. Oalah, memangnya pengennya kerja apa mas? tanya tukang bakso.

ya, apa saja pak yang penting halal. Jawabnya

jualan saja mas. Saut tukang bakso

jualan apa ya pak? Yang cukup tanpa modal yang banyak

jual...pak, bakso. Teriak ibu-ibu dari kejauhan sambil menepuk tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun