bayangan memudar hanyut terseret air
air yang mengalir dan aku yang berjalan
berdampingan
sungai adalah kenangan
memelihara rindu masa kecil;
tawa riang senja kala
mengejar angan. teriak-teriak memanggil-menggil riang
nurani dan bibir senyum bersama
sebagai tautan yang tak bisa saling dusta
sholawat menjelang maghrib bagai teriakan ibu dari rumah
setiap langkah kaki menolak telat
bagai senyum dan hati
saling mengisi dan menguasai
mulut-mulut tak sabar berteriak amin
ibu menyuapi makanan ke mulutku dengan
tulusnya tangan bersama hati dan sebuah harapan masa depan
peristirahatan malam pun datang dengan sejuta mimpi yang lelap
bagai perlayaran yang sampai pada dermaga .
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!