Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Api dalam Hati

28 Februari 2021   16:49 Diperbarui: 28 Februari 2021   17:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

serumpun abu-abu menggumpal dan besenggolan merayap ke arah rumahku yang panas berasap kekalutan

tubuh-tubuh lunglai berkeringat lengket bekas perjalanan
menyusuri lengkingan maki setiap kepala, setiap temu

awan semakin menghitam, meneteskan ayat-ayat api yang membakar kondo sunyi
kemeretek menjalar perlahan
membakar dan menyihir sadar

sepasang belalang nyasar kelabakan menyuruh kami beristighfar lalu terbang mencari perlindungan, telinga kami yang kosong keberisikan
gelombang marah mulut setan beradu kuat dengan geluduk yang menyumpahi dalam hati

kami dan langit mungkin sedang rindu
mungkin langit dan mega-mega cemburu

sebab api di kepala kami terlalu panas membakar darah merambat ke kaki, menghentak bumi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun