Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kaum Bimbang

2 April 2020   01:56 Diperbarui: 2 April 2020   01:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terkurung dalam tembok dan wajah-wajah bosan
menembus retakkan tembok dengan kenangan-kenangan yang membingkai di langit-langit mata memandang
menyuap riuh isi perut dengan bubur yang terpaksa disajikan
dengan pakaian yang cukup berwarna ini kita yang hidupnya tanggung menjadi penakut dan bimbang seketika
bagaimana kalau tetap mencari makan
bagaimana kalau kita menjaga diri tetap dalam  perintah mengungsi
kita yang hidupnya tanggung ini menjadi penakut yang menurut
menatap tembok dan kaleng beras
kita harus hidup
kita harus sehat
kita harua nurut
demi kita juga
kita yang hidupnya tanggung mau melawan tak bisa mau menurut sama saja
       Ohh..dewa-dewa pemberi nasi hangat tidak kah kau beri kami pengecualian;
"kami yang hidupnya tanggung ini sedang di hadapan izroil antara mati sakit atau mati dengan perut kosong"

wabah virus, 2019-2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun