jika aku pada sungai tempat kau menjalankan perahumu maka berlayarlah ke tempat yang kau tuju. aku tidak akan meninggalkanmu.Â
ketika sampai, aku akan menjaga perahumu sampai kau kembali atau pun sampai tak ada yang kembali.Â
Perasaan melaju mencarimu namun tak dapat kulihat basah rambutmu.Â
sebab yang ku tuju bukan lah yang kau tuju. yang ku tujuÂ
bukan lah ragamu melainkan pemberhentian segalanya. tempat ikan berenang, debu jiwa dihanyutkan, karang dibenturkan. dan badai diciptakan. aku akan ke sana.Â
bukan kepadamu yang mencari keniscayaan emas dan perak sebagi perhiasan tubuhmu.
bukan kepadamu yang melihat-lihat lalu mengorek-ngorek isi bumimu sendiri.Â
ohh sayang, kau pun menggapai-gapai langit cerah. sebab jikalau kelangit aku akan menguap tak nampak.Â
kecuali mendung dan pasukannya menyerang. aku menerimanya dengan terbuka.Â
namun jika memang kau mau ke langit. Itulah tempat yang memungkinkan kita bersama.Â
ragamu basah bersamaku menyatu dalam mendung dan getar halilintarÂ
lalu kelak kita kian menetes membasahi bumi
kita membuka warna di langit yang seketika cerah selepas hujan