Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terbentur

20 Januari 2020   04:18 Diperbarui: 20 Januari 2020   04:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

lepas dari panasnya udara keserakahan lepas pula dari warna-warna yang memabukkan 

benturan-benturan di kepala dan hatimu telah menjelma keringat hangat 

keluar dari tubuhmu serupa butiran hujan yang diminum sejuk tanpa teguk 

menetes ke tanah terserap tak berisik 

menjadi penghidup jiwa-jiwa di sekitarmu

ketika kau tak mampu lagi bernafasdengan panas polusi dan sesaknya daratan

semayamkan hatimu ke dasar lautan menyelamlah sedalam-dalamnya dapatkanlah basah yang masih tak kau dapatkan di tempat sebelumnya 

menjadilah serupa ikan dan telusurilah lautan yang tak sekejam daratan dengan mesin-mesin nafsu yang berserakan di setiap kemacetan kota di setiap gedung-gedungnya menjulang menggusur pikiran-pikiran yang sedang terbangun yang sedang berjuang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun