Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tanah, Padi, dan Pribumi

4 Desember 2019   06:08 Diperbarui: 4 Desember 2019   06:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jika tanah boleh kau bolong-bolongi demi penataan bumi ala kepalamu 

maka kami boleh pula memukuli kepalamu dengan tangan-tangan ala kami 

kosong tak berbesi hanya berdiksi 

jika rumahku, kawanku,  ibuku,  dan bapakku boleh kau ratakan dengan mesin raksasamu 

maka jangan halangi kami berdiri menunjuk hidungmu dengan teriakan-teriakan puisi 

kenapa kau rusak tanah kami?

tempat kami dilahirkan 

tempat kami menanam pohon-pohon kasih 

tempat kami mencari pangan kami sendiri memenuhi perut-perut kami dan anak-anak kami 

tanah-tanah ini pemilik kasih yang tiada henti 

seratnya memeluk erat akar padi mengairi batang tubuhnya dan lihatlah! 

tanah ini menghidupi kami mulai pagi sampai malam hari 

tanah ini membentuk candi-candi jati diri 

membangun senyum-senyum pribumi 

maka jangan halangi suara-suara ini 

kami tak bisa bisu melihat serakahmu 

kami tak bisa kaku meski kau ikat dengan tali lidah berdurimu 

kami tak butuh rupiah yang mengenyangkan perut kami tapi tidak menghidupi kami dan anak cucu kami 

jangan halangi kami menerka pagi melongok sepi 

membaca hari 

menulis puisi 

jangan bungkam puisi kami!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun