Mohon tunggu...
Salman Akif Faylasuf
Salman Akif Faylasuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo. Dan sekarang Nyantri di PP Nurul Jadid, sekaligus kader PMII Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Penikmat Kajian keislaman dan filsafat.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Becoming

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Historis Islam: Makkah dan Madinah

29 Januari 2022   23:49 Diperbarui: 30 Januari 2022   00:20 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam sering didefinisikan sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Agama ini muncul pertama kali di wilayah Arab, yaitu tahun 610 M, yang ditandai pertama di Makkah oleh Muhammad Saw. Setelah itu ajaran Islam menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk ke wilayah Indonesia. 

Secara bahasa Islam bermakna penyerahan diri. Artinya seorang penganut Islam atau orang Muslim adalah orang yang diharuskan tunduk kepada Allah dan ketentuan-Nya. Secara theologis Islam adalah sistem nilai dan ajaran yang bersifat Ilahiyah sekaligus bersifat transenden. Sementara dari sudut sosiologi, Islam merupakan fenomena peradaban kultural dan realitas sosial dalam kehidupan manusia. Islam dalam realitas sosial tidak sekedar sejumlah doktrin yang bersifat menzaman dan menjagatraya, tetapi juga mengejawantahkan diri dalam institusi sosial yang dipengaruhi oleh situasi dinamika ruang dan waktu.

Islam yang mengandung doktrin atau ajaran yang universal, pada tingkat sosial tidak dapat menghindarkan diri dari kenyataan lain, yakni perubahan. Menurut ajaran Islam sendiri, perubahan sering dikatakan sebagai sunatullah, yang merupakan salah satu sifat asasi manusia dan alam raya secara keseluruhan. Semua manusia, kelompok masyarakat, dan lingkungan hidup mengalami perubahan secara terus-menerus. Dengan demikian Islam berperan sebagai subjek yang turut menentukan perjalanan sejarah. 

Sudah mafhum, bahwa misi Islam adalah menyeru umat manusia untuk mengikuti jalan Allah dan Rasul-Nya serta percaya kepada Hari Kiamat. Sasarannya adalah mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya terang (dari penyembahan terhadap sesama manusia menuju penyembahan kepada Allah semata). Demikian pula, Islam mengeluarkan umat manusia dari kesempitan hidup di dunia menuju hidup yang lapang, dari bentuk kepercayaan yang kejam kepada agama Islam yang adil. Diketahui, karena Jahiliyah membawa kejahatan dan menciptakan keresahan pada manusia, maka dengan kepemimpinan Islam ini dunia terselamatkan dari kehancuran dan kepunahan.

Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai pengemban amanat. Di antara amanat Allah yang dibebankan kepada manusia ialah agar memakmurkan kehidupan di bumi. Karena amanat mulianya manusia sebagai pengemban amanat Allah, maka manusia diberi kedudukan sebagai manager di bumi (khalifatullah). Sebagai manager bumi, manusia wajib melaksanakan hidup dan kehidupan sesuai dengan garis yang telah ditetapkan Allah. Manusia tidak memiliki otonom penuh dalam mengatur kehidupan di bumi. Aturan Allah wajib diikuti, begitu pula aturan Rasulullah, Muhammad Saw, dan juga aturan ulil amri (penguasa) sepanjang tidak bertentangan dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.

Islam: Makkah ke Madinah

Di Makkah inilah ajaran Islam diturunkan. Kejujuran yang dimiliki Muhammad dilengkapi dengan sifatnya yang suka merenung karena memikirkan kondisi masyarakat, membawanya untuk mengasingkan diri di Gua Hira, yang terletak beberapa mil sebelah utara Makkah. Di tempat ini dalam waktu kesunyian lama, beliau merenungi hidupnya dan penyakit masyarakatnya untuk mencari makna yang lebih mendalam. Bahkan ditempat ini pula, pada usia empat puluh tahun, bulan Ramadhan, Muhammad menjadi sang Rasul Tuhan, pada malam yang oleh kaum Muslim disebut sebagai malam "lailatul qadar". Beliau menerima wahyu pertama dari Allah Swt. 

Sang perintah ilahi yaitu Jibril, memerintahkan kepada Muhammad, "Bacalah!" Muhammad menjawab bahwa dia tidak bisa membaca. Kemudian, Malaikat Jibril pun menegaskan dua kali lagi, dan setiap kali Muhammad ketakutan, bingung apa yang harus dijawab dan dikatakan. Akhirnya kata ini datang kepadanya:"Bacalah dengan menyebut nama Pengasuhmu yang telah mencipta: menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Pengasuhmulah yang Maha Mulia, yang telah mengajarkan dengan pena, mengajari manusia apa yang belum ia ketahui". Dengan wahyu inilah, akhirnya Muhammad dapat digabungkan dengan kelompok orang-orang yang dikenal sebagai para rasul yang memperoleh ilham ilahi. Muhammad memperoleh wahyu ilahi selama lebih dari dua puluh dua tahun (610-632 M). Pesan-pesan ini kemudian dikumpulkan dan ditulis dalam Al-Qur'an kitab suci umat Islam.

Setelah mendapat wahyu, Nabi Muhammad Saw memproklamirkan kekuasaan Tuhan dan membebaskan manusia dari perbudakan. Ia kemudian mengangkat martabat manusia dan mempraktekkan suri tauladan melalui ajaran persamaan, persaudaraan, dan keadilan. Pun juga menanamkan ke-Esa-an Tuhan, dan mengajarkan kesatuan dan persamaan antar manusia. Muhammad-lah yang menggerakkan pendidikan dan menganjurkan "mencari ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina". Di tanamkannya kecintaan ilmu pengetahuan kepada orang-orang Arab yang buta huruf, serta dibukanya jalan bagi prestasi intelektual sehingga menjadikan mereka pelopor dalam dunia ilmu dan seni pada abad pertengahan.

Namun dengan membawa ajaran yang baru ini, sepuluh tahun pertama dakwah Muhammad sangatlah sulit, yang ditandai dengan perlawanan dan penolakan orang-orang Makkah. Hanya ada sedikit yang beralih ke Islam, dan perlawanan terhadapnya sangat hebat. Bagi oligarki Makkah yang kuat dan kaya, Islam merupakan tantangan langsung yang tidak hanya kepada agama politeis tradisional, akan tetapi juga ancaman terhadap kekuasaan dan prestise mereka yang berkuasa, membahayakan kepentingan ekonomi, sosial, dan politik. Bukankah dalam implementasinya Islam mencela kontrak yang keliru, riba, dan mengecam pengabaian eksploitasi anak yatim. Islam membela hak-hak orang miskin dan kaum tertindas lainnya. Bahwa orang kaya memiliki kewajiban atas orang-orang miskin. Rasa komitmen dan tanggung jawab sosial ini dilembagakan dalam bentuk zakat atas kekayaan dan tanah pertanian. 

Menarik apa yang diungkapkan oleh Taha Husain bahwa dia yakin, "seandainya Muhammad hanya mengajarkan ke-Esa-an Tuhan tanpa menyerang sistem sosial dan ekonomi, tidak memperdulikan perbedaan antara yang kaya dan miskin, yang kuat dan yang tertindas, budak dan majikan, dan tidak melarang riba, serta tidak menganjurkan orang kaya untuk mendermakan sebagian kekayaan mereka kepada orang-orang miskin dan yang membutuhkan, maka mayoritas suku Quraisy akan menerima agama Islam. Karena sebagian besar dari mereka itu tidak sungguh-sungguh dalam menyembah berhala, dan tidak mempunyai hubungan emosional dengan berhala-berhala tersebut. Dikatakan, bahwa berhala-berhala pagan tersebut didatangkan dari masyarakat pertanian Syiria".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun