Mohon tunggu...
Salma Khaerunnisa
Salma Khaerunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

There may be no end to our journey of dreams. So let’s take a break for today

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kobaran Api Menyala di Depan Mata

13 November 2020   07:20 Diperbarui: 26 November 2020   06:23 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari akun twitter @RadioElShinta https://t.co/ma0QrCWoFX


Rajamandala, 26 Oktober 2015 

Menjelang sore, jalanan ramai seperti biasanya. Entah orang terburu-buru diperjalanan sampai kerumah atau memang ingin menikmati angin di sore hari saja.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, aku yang saat itu menemani Mama di apotek pun pulang kerumah. Bersama Mama tentunya.

Oh iya, aku Salma. Biasanya setelah pulang sekolah aku diam saja dirumah, karena rasanya malas sekali untuk berkeliaran keluar, tapi hari itu aku memutuskan untuk ikut Mama menjaga apotek. Yap, benar. Mamaku bekerja mengurus apotek milik kakek.

Setelah menyebrangi jalanan yang ramai, jalan pulangku melewati sebuah toko mebel yang dimiliki bibi. Saat itu aku memang masih tinggal dirumah nenek.

Mama menyapa bibi yang sedang sibuk dengan toko mebelnya.

"Aduh Neng, meni rame toko teh nya. Ngeborong lagi?" Seru Mama sambil melihat truk yang menurunkan barang-barang.
"Ah si teteh mah, ini persediaan kasur udah habis. Ya jadi ngestok lagi atuh. "
"Hehe muhun semoga makin lancar, Neng. Teteh pulang duluan. " Mama tersenyum pada bibi, aku pun mengikutinya.

Toko Mebel Berlian namanya. Toko mebel itu merupakan toko mebel terbesar di daerahku. Letaknya yang strategis, berada didekat pasar dan menghadap jalan raya, memudahkan orang-orang untuk berbelanja kebutuhan rumah tangganya karena semuanya tersedia lengkap.

Bi Yuni dan A Adi adalah pemilik toko mebel itu. Mereka adalah anak dari adik nenekku, aku menyebutnya Nenek Haji, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah nenekku. Mereka berjuang membangun tokonya dari titik nol, hingga bisa mempunyai dua unit toko untuk memisahkan perabotan rumah yang seperti lemari kasur, dan unit disebelahnya khusus perabotan dapur yang kecil-kecil. Benar-benar sedang berada dimasa kesuksesan. 

Toko itu favorit orang-orang, kulihat jam sore seperti ini masih ada baru selesai memborong perabotan. Dan seperti yang disinggung tadi, truk sedang menurunkan barang-barang. Toko memang sedang ramai! 

Aku jalan kerumah, sampai disana perut ku langsung keroncongan. Untung saja nenek mengajak makan bersama-sama jadi aku tidak malu untuk makan sendirian. Suasana rumah memang ramai saat itu. Sudah seperti biasa jika sore hari seperti ini orang orang berkumpul selepas kerja. Entah makan dan mengobrol diteras, menyapu pekarangan, dan mengajak anaknya bermain keluar sembari disuapi makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun