Aurelian Brulee atau lebih sering dikenal dengan Chanee Kalaweit adalah mantan WNA asal Prancis yang memiliki peran besar dalam melestarikan lingkungan dan hutan, terutama di daerah Kalimantan.Â
Pria kelahiran Fayence, Distrik Var, Perancis Selatan ini telah menggeluti dunia konservasi alam sejak masih kecil dan tertarik pada salah satu satwa yang dilindungi, yaitu owa.Â
Ketertarikannya tersebut membuat Chanee meninggalkan Prancis pada tahun 1998 dan memutuskan untuk tinggal di Kalimantan, tepatnya di Barito, Kalimantan Tengah, saat dirinya baru berusia 18 tahun.Â
Chanee datang ke Indonesia tanpa bekal kemampuan berbahasa Indonesia. Ia belajar bahasa Indonesia dari bergaul dengan warga setempat.
Melihat kondisi hutan Kalimantan yang masih asri dan banyak hewan langka, Chanee pun mulai mendirikan Kalaweit Organization.Â
Kalaweit Organization sendiri memiliki misi untuk melindungi habitat asli satwa liar, evakuasi dan rehabilitasi satwa, dan penyuluhan kepada masyarakat.Â
Sampai sekarang, yayasan yang didirikannya ini masih bergerak aktif untuk melindungi habitat dan melestarikan cagar alam demi keberlangsungan hidup para satwa liar.Â
Di tengah proses menjelajahi hutan Kalimantan, Chanee bertemu dengan Nur Pradawati, seorang wanita asli Dayak yang sering disapa Prada. Prada yang memang sudah akrab dengan alam berhasil mencuri hati Chanee dan akhirnya mereka menikah pada tahun 2002 lalu.Â
Pasangan berbahagia ini dikaruniai dua anak laki-laki, yaitu Andrew Kalaweit dan Enzo Kalaweit. Kecintaan Chanee terhadap alam ternyata juga menurun kepada dua putranya.Â
Saat ini, Andrew si putra sulung yang sudah beranjak dewasa pun bahkan memiliki akun Youtube untuk membagikan kehidupannya yang menyatu dengan alam di hutan belantara.Â
Setelah semua hal yang telah ia lakukan dan lalui, tak mudah bagi Chanee untuk mengubah statusnya menjadi WNI. Ia harus berjuang dengan keras selama 20 tahun hingga akhirnya pada tahun 2018 ia berhasil menyandang status sebagai WNI.Â
