Mohon tunggu...
Salma Mukadar
Salma Mukadar Mohon Tunggu... Guru - Penulis

PIKIRAN KITA TIDAK BOLEH KALAH DAN LELAH

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Save Bati (Ale Rasa Beta Rasa)

2 Februari 2023   09:24 Diperbarui: 2 Februari 2023   09:38 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada ketenangan jika kehidupan dan harapan direngut tanpa kewarasan. Tahta dan kedudukan paling tinggi adalah segalanya bagi petinggi untuk berbuat semena-mena. Hingga saat ini, hutan bukan lagi hutan, alifuru bukan lagi alifuru karena telah lama menjadi teriakan yang menderu. Seperti gerakan yang terhalang dinding batu, seperti suara di halang uang dan aturan penguasa.

Alam tak jua henti menyuarakan tentang sejarah perampokan hutan yang di gulung dan di perkosa kekuasaan. Sementara kita tetaplah tabah menemaninya dari waktu ke waktu, dari hari ke hari dan tertidur membungkus kesedihan, kegelisahan, juga nyanyian-nyanyian kekuasaan penguasa. Duka, luka, lara adalah bunyi yang di halangi.

Bahkan segelintir kerakusan penguasa rela menipu untuk membuat jebakan, mengantongi uang membeli harga diri dan membeli hak kami. Sedang mereka tahu, orang-orang miskin seperti kami juga harus kaya oleh hutan. Kebenaran memang kadang terlihat telanjang. Pemikiran-pemikiran yang buntung di rampas demi mengolah kesejahteraan dan mimpi-mimpi penguasa.

Padahal, rumah adalah tempat cinta dan kebenaran benar-benar terlihat tulus. Dengan suara-suara letupan batang sagu, buah cengkih dan hasil hutan yang menjadi kehidupan. Rumah-rumah yang di huni seperti dialog seorang anak dan ibu perihal rindu. Di situlah, di tanah dan gunung, tempat segala kapata dan saudara. Di situlah, senjata kehidupan kami menjadi api. Di kintal itulah kami membakar lirik-lirik lagu menjadi pemberontak untuk pohon-pohon yang akan tumbang, untuk rumah-rumah yang akan punah. Hukum memang kadang tak pernah sehat, kekuasaan memang kadang terlihat gila. Kemakmuran selalu di tumpang tindih olehnya.

Pulanglah demi kedamaian. Namun jika besok masih saja terjadi perampokan, bangkitlah. Matahari selalu bersinar dan bintang tak pernah redup. Tuntutlah hak pulau, kintal seperti nyawa di balas dengan nyawa. Sebab hutan telah mengajarakan kita banyak hal perihal alifuru, kapitan. Pulanglah sebagai perancang yang handal melawan musuh kedamaian. Sebab perjuangan adalah kelahiran, tempat ale rasa beta rasa.

Save Bati 

(Ale Rasa Beta Rasa)

Sawai,  01 Februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun