Mohon tunggu...
Sally RMDJ
Sally RMDJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - ----------------------------------

Saling Menebar Manfaat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Hedon: Hedonisme Versi Epicurus

1 April 2021   09:35 Diperbarui: 6 April 2021   17:59 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pinters.com/pin

Pernah mendengar kata hedon ? Apasih yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata hedon ?

Mungkin beberapa dari kita menganggap bahwa perilaku hedon adalah perilaku yang negatif. Perilaku hedon juga sering dikaitkan dengan perilaku boros atau konsumtif. Seperti contoh belanja barang mahal, membeli makanan mahal, minuman termahal di cafe, jalan jalan ke luar negri dan lain sebagainya tanpa memikirkan tabungan kita.

Lalu pakah salah jika kita menjadi seorang hedon ?

Sebelum kita menyimpulkan perilaku hedon itu salah atau tidak, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu hedonisme.

Hedonisme berasal dari kata "Hedon", bahasa Yunani yang berarti pleasure atau kenikmatan. Hedonisme juga dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang untuk sleek pleasure and avoid pain atau mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan menghindari rasa sakit.

Hedonisme versi Epicurus yaitu, dibandingkan kita sleek pleasure lebih baik kita avoid pain. Dibandingkan kita hidup terlalu konsumtif lebih baik hidup dengan sederhana.

Epicurus percaya bahwa kita tidak akan bahagia dalam jangka panjang ketika kita sleek pleasure secara terus menerus. Karena menurut Epicurus, jika kita selalu sleek pleasure tanpa memikirkan avoid pain, maka lambat laun pleasure tersebut akan hilang bahkan sampai bisa menjadi bumerang bagi diri kita. Seperti contoh, ketika kita membeli pakaian mahal. Pasti kita merasa senang saat kita baru saja membelinya. Namun, setelah beberapa kali kita pakai dan kita sudah bosan atau tertarik dengan baju keluaran terbaru, pasti kita tidak akan memakainya lagi atau bahkan kita membuangya.

Contoh lain yang sering terjadi yaitu, jika kita membeli dan memakan makanan secara berlebihan. Kita akan merasa kekenyangan dan membuat perut kita menjadi tidak enak atau bahkan menimbulkan obesitas. Nah, inilah contoh kebahagiaan yang akhirnya menjadi bumerang bagi diri kita.

Tak bisa dipungkiri bahwa setiap orang memiliki versi kebahagiaannya masing-masing. Ada yang bahagia ketika kita bisa membeli barang yang diinginkan, kumpul dengan keluarga, bermain dengan teman, atau bahkan ada yang hanya dengan beristirahat kita merasa bahagia.

Menurut Epicurus, kita tidak perlu menjadi kaya untuk mendapat kebahagiaan. Tidak perlu belanja-belanja barang mahal dan lain sebagainya. Menurutnya, selama kebutuhan kita masih terpenuhi kita bisa bahagia. Seperti yang Epicurus alami, Epicurus hanya memiliki dua baju dan hidup di desa kecil. Meskipun begitu, Epicurus tetap merasa bahagia. Bagi Epicurus hal yang penting bagi manusia untuk bahagia adalah hal-hal yang sederhana.

Nah, jadi kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan diatas, perilaku hedonisme bisa menjadi perilaku negatif ataupun positif tergantung cara kita menyikapinya. Kita bisa belajar dari cara Epicurus menyikapi perilaku hedonisme, dan mungkin ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari sana.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun