Mohon tunggu...
Salim Darmadi
Salim Darmadi Mohon Tunggu... Profesional Sektor Publik -

Profesional Sektor Publik, Penulis Buku "Serpihan Inspirasi: Hikmah dari Negeri Seberang", Mentor & Mentee, Narablog, STAN (2001-2006), University of Queensland (2008-2010), salim-darmadi.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museumku, Kebanggaan Bangsaku

20 Juli 2018   14:26 Diperbarui: 20 Juli 2018   14:33 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

"Mum, I wanna look at this!" Seorang anak lelaki kulit putih berusia sekitar enam tahun bergerak lincah dalam ruang pamer museum.

"Okay. Take care..." Kedua orang tuanya tampak mengamati beragam koleksi dan mencermati aneka informasi yang terpampang di dalam ruangan tersebut, sambil tetap mengawasi gerak-gerik putra mereka.

Anak itu lalu memerhatikan beberapa koleksi museum, termasuk sebuah miniatur kapal perang yang pernah dipergunakan oleh angkatan bersenjata Australia.

Saat itu saya sedang mengunjungi Australian War Memorial di ibukota Australia, Canberra. Sebuah bangunan yang ditujukan untuk mengenang para prajurit yang gugur dalam berbagai tugas pertempuran yang melibatkan Australia.  Tidak sekadar sebagai peringatan perang, Australian War Momerial juga menjadi sebuah museum militer nasional. Di dalamnya pengunjung dapat menikmati koleksi sekaligus informasi mengenai pertempuran yang diikuti oleh Australia dari masa ke masa.

Menjumpai pasangan suami-istri dengan seorang anak kecil yang tengah menghabiskan akhir pekan mereka di sebuah museum di ujung Anzac Parade ini, saya semakin menyadari arti penting museum bagi sebuah bangsa. Museum bukan sekadar tempat mengumpulkan dan memajang benda-benda kuno, melainkan juga dapat menjadi tempat untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, termasuk kepada generasi muda.

Benda-benda bernilai sejarah tinggi pun tidak dipajang begitu saja, "bisu" dan miskin informasi. Dengan kreativitas mumpuni dan didukung kemajuan teknologi, kurasi museum-museum yang saya kunjungi di Australia pun sudah demikian modern. Ada konsep dan benang merah tertentu dari koleksi-koleksi museum, ada penataan yang apik dan membuat pengunjung penasaran, disertai aneka informasi pendukung yang tetap disajikan secara artistik.

Jadinya, museum pun memiliki daya tarik yang tinggi, dan menjadi salah satu alternatif untuk dikunjungi pada hari libur. Kondisi seperti itu pula di Australian War Memorial ini. Saya melihat anak usia sekolah dasar yang saya temui di ruang pamer ini tampak sangat menikmati kunjungannya. 

Saya yakin, setelah melihat aneka koleksi dan informasi, semakin bertambahlah pengetahuannya akan sejarah perjalanan negerinya. Wawasan kebangsaannya semakin terbentuk, rasa nasionalismenya kian menggelora, dan apreasiasinya terhadap para pahlawan bertambah kuat. Akhirnya, bertambahlah rasa bangga terhadap tanah tumpah darahnya, diiringi kesediaan untuk membangun dan membela negerinya.

Saya membayangkan, setelah mengunjungi Australian War Memorial ini, anak itu diajak oleh orang tuanya bertandang ke museum-museum lain yang ada di Canberra. Masing-masing museum menawarkan konsep dan materi yang berbeda-beda sesuai peruntukannya, namun selalu ada setumpuk manfaat dan inspirasi yang dapat diperoleh.

Ada National Museum of Australia, yang berdiri dengan anggun di tepi Danau Burley Griffin. Di museum itu, ia dapat memperkaya perspektif mengenai hal-ihwal negeri kelahirannya. Mulai dari ragam flora dan fauna, corak budaya penduduk asli Aborigin, hingga rangkaian peristiwa sejarah yang telah dilalui Australia pasca-kedatangan orang Eropa. 

Menyaksikan kekayaan alam dan sejarah negerinya, saya yakin akan semakin dalam penghayatan anak lelaki itu terhadap bait-bait lirik lagu kebangsaannya, "In history's page let every stage, advance Australia fair..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun