Mohon tunggu...
Nadia Salavega
Nadia Salavega Mohon Tunggu... Freelancer - Suka membaca

Naik Gunung Itu Olahraga bukan Cuman Trend !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pantun Cinta ala Kadarnya!

23 Februari 2020   21:51 Diperbarui: 23 Februari 2020   22:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

PANTUN CINTA

Kisah dalam sekam terasa panas membara
Menikam jantung dua pemuda yang sedang mabuk cinta
Katakanlah rasa meski hanya sebatas bayang
Terbang tinggi sampai ke awang awang

Putus cinta jangan sampai terlena
Rajut lagi asamu sampai kau menua
Cinta tidak akan pernah mati
selalu abadi sampai maut menanti

Patah hati cukup sekali saja
Jauhi rasa yang hanya terbalas sia sia
Menunggu kepastian dari dia begitu lama
Menjadikan raga menua dan tidak bisa bersama

Dara cantik berjalan dalam gelap
Menerjang dinginya rasa kasih yang makin kalap
Perlahan semua terlepas
Hinggga bersisa hanya rasa ikhlas saling melepas

Gelap semakin petang
Lentara mentari akan terbenam dalam gelap
Tunggu aku di peraduan asamara sayang
Menua bersama tanpa rasa cenggang

Ku habiskan usia bersama mu
Menjalani terjalan ombak yang tak menentu
Keras, pedas, semuanya melebur menjadi satu
Menyatukan kisah kita dalam askara rindu

Pergilah kamu sampai langkah terakhir
Kisah ini hanya ada dalam guliaran roda
Roda cinta yang tak pernah terpikir
Menari dalam indah, mati dalam ronoa senja

Secangkir kopi sebatas rasa harap
Ku taruhkan dalam diri yang kian kesal menatap
Menyaksikan kemesaraan mu dengan dia teman lamamu
Teruslah sampai engkau lelah, biarkan rasa ini hanya sebatas rindu

Cinta dimasa muda hanya bualan katanya
Tapi bukan untuk kisah cinta kita
Ini cukup dewasa bagi kami
Rasa rasa rindu begitu erat terpatri dalam hati

Cinta dimasa tua yang kian dimakan waktu
Menua bersama dalam ikatan yang tidak pernah memadu
Kesetiaan cinta membawa rasa yang penuh kasih
Menyelimuti dua raga Tuhan terkasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun