Mohon tunggu...
Master Salam
Master Salam Mohon Tunggu... -

http://mastersalam.com/. Itulah Blog Pribadi saya. Saya seorang pencinta hal-hal spiritual. Kecintaan saya terhadap dunia metafisika membuat saya ingin membantu banyak orang. Anda bisa kunjungi blog pribadi saya untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hiduplah dengan Kekhusyukan

15 Januari 2016   11:45 Diperbarui: 15 Januari 2016   12:28 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bicara soal khusyuk, tak hanya masalah sholat atau ibadah saja. Namun, hidup yang sedang kita jalani saat ini pun sangat dibutuhkan rasa khusyuk. Sama halnya dalam sholat, khusyuk merupakan kesungguhan hati dalam menjalani apa yang tengah dikerjakan.

Jika Anda sedang mengerjakan tugas, tetapi pikiran Anda melayang tak menentu dan memikirkan hal-hal lainnya, berarti Anda pun tidak khusyuk. Begitu juga dengan sholat. Meski Anda memang sudah hafal sekali bacaan dan gerakan sholatnya, tetapi pikiran dan hati Anda tidak bisa menyatu dalam sholat yang sedang Anda kerjakan. Masih teringat hal-hal lain di luar sholat, maka Anda juga tidak bisa disebut khusyuk.

Banyak orang yang sibuk dengan dunia lain di luar apa yang sedang dikerjakannya, termasuk juga saya sendiri. Mereka tidak bisa sepenuh hati mengerjakan aktivitas harian yang senyata dan sebenar-benarnya. Akibatnya, mereka pun tak merasakan ketenangan dan kenyamanan hidup.

Jamak pula orang yang hidupnya menderita, sengsara, sedih, kecewa, takut, khawatir, cemas, dan perasaan-perasaan negatif lainnya karena tidak bisa khusyuk. Misalnya saja saat Anda membaca tulisan ini, tetapi tiba-tiba pikiran Anda teringat dengan hal lain selain isi tulisan ini, maka pikiran Anda pun belum bisa menyatu dengan mata dan hati Anda. Sehingga terkadang Anda pun tak sepenuhnya bisa menangkap isi tulisan ini karena kurangnya rasa khusyuk dalam hati.

Contoh lainnya adalah ketika Anda sedang makan. Ketika Anda makan, tetapi hati dan pikiran Anda mengarah ke pekerjaan, tugas, kekasih, suami, istri, atau hal apa pun, berarti Anda pun tidak khusyuk dalam makan. Inilah sebabnya mengapa orang tidak merasakan kenikmatan atau kebahagiaan yang mungkin sulit mereka rasakan. Alasannya karena hidup mereka tidak bisa khusyuk dalam aktivitas hariannya.

Untuk itu, diperlukan cara untuk bisa melatih kekhusyukan dalam setiap tindakan dan perbuatan yang tengah Anda kerjakan. Salah satu kunci untuk bisa melatihnya yaitu dengan ‘menyadari’ apa yang sedang Anda lakukan saat itu juga. Ketika Anda sedang memperbaiki laptop, komputer, atau motor Anda, misalnya, maka fokuskan pikiran dan hati Anda pada proses perbaikan itu. Jangan pikirkan hal lainnya.

Tentu saja di tengah-tengah proses perbaikan itu, mungkin saja ada lintasan pikiran-pikiran lainnya yang muncul. Entah terpikir HP, balasan SMS, BBM, pekerjaan, berkas-berkas penting, dan sebagainya. Itu adalah hal wajar karena pikiran itu sangat liar.

Meski demikian, saat Anda menyadari bahwa Anda sudah melenceng, maka segeralah tersadar dan fokus kembali pada apa yang sedang Anda kerjakan saat itu. Begitu seterusnya. Saat Anda bisa mengendalikan pikiran itu, maka semakin lama Anda terbiasa. Secara otomatis, maka rasa khusyuk pun bisa Anda peroleh kembali.

Sejatinya, khusyuk bisa terbentuk disebabkan adanya keselarasan dan sinkronisasi antara pikiran, hati, ucapan, dan tindakan. Saat Anda sudah bisa melakukannya, maka nikmat terhadap setiap aktivitas yang Anda lakukan bisa Anda rasakan. Sehingga secara otomatis, kenikmatan hidup pun bisa Anda miliki.

Sumber http://mastersalam.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun