Mohon tunggu...
Handika Weh
Handika Weh Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance in the world

Seorang penulis recehan yang terlahir di bumi Pasundan

Selanjutnya

Tutup

Humor

Menganggur Bukan Pilihan Melainkan Gurat Batu

14 Oktober 2020   15:10 Diperbarui: 14 Oktober 2020   15:13 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sebagai seorang insan yang masih bisa menghembuskan napasnya mereka akan terus berusaha mendapatkan yang terbaik bukan, salah satu jalan hidup memang mencari sesuatu yang dihargai dan berharga, entah itu uang ataupun jabatan. Namun tak semua insan mendapatkan kesempatan yang sama dan berada di titik yang sama, kaya dan miskin maupun atas dan bawah akan selalu ada di manapun dan kapanpun. Setiap insan mempunyai suratannya tersendiri, namun lahir ke dunia dengan suratan banyak utang dan masalah bukan lah suratan impian bagi makhluk hidup, karena akan terasa sangat sulit dalam menempuh perjalanan menyebrangi lintasan kehidupan ini.

Tidak mempunyai pekerjaan memanglah bukan sesuatu yang hina dan haram, berusaha dan berdoa memang menjadi ritual tersendiri dalam mencapai impian dan menggapai tujuan. Tetapi bagi setiap insan tak memperoleh kesempatan yang sama itu adalah gurat batu. Tak semua terlahir di keluarga yang kaya, kaya akan materi, kaya akan kasih sayang maupun kaya akan kesempatan.

Begitu juga dengan lingkungan, tak semua orang mendapatkan lingkungan yang religius, tentram, nyaman dan mendukung. Terkadang orang rusak karena keluarga yang rusak, kadang hidup tak harmonis karena keluarga yang hancur. Begitupun dengan lingkungan, berada di lingkungan yang serba salah memang tidaklah salah, tapi untuk mencari jalan dan hal yang benar sangatlah susah, hanya orang-orang tertentu dan beruntung saja bisa hidup di lingkungan yang salah tetapi kehidupannya benar.

Orang yang menganggur bukan orang yang tak mau untuk bekerja, karena mereka bukan pemalas, sebenarnya mereka ingin bekerja dan berkarya namun karena suatu penyebab yang membuat mereka terlalu mengeluh dan berkeluh. Pemalas dan pengangguran jelas sesuatu yang berbeda, orang malas tak mau bekerja dan hoream dalam beraktifitas, berbeda dengan pengangguran yang belum mendapatkan pekerjaan tetapi masih mencari.

Pengangguran memang bukan impian, yah walaupun dengan menganggur akan banyak impian tercipta. Bagi insan yang berstatus pengangguran akan dicap sebagai pemuda pemalas atau orang yang tak punya masa depan. Hal-hal seperti itu yang akan membuat sulitnya seorang pengangguran untuk hidup normal di tengah masyarakat. Tatapan sinis dan seakan meremehkan karena dicap tak mempunyai kemampuan memanglah sangat menyiksa batin.

Siap-siap saja setelah anda keluar SMA/SMK sederajat misalnya, jikalau tidak melanjutkan pendidikan maka mencari pekerjaan lah pilihan dan  solusi yang diambil.

Setiap orang pada umumnya mengalami masa menganggur, bagi orang kaya ataupun anak sultan tidak lah bermasalah, mau nganggur kek mau kuliah malas-malasan kek toh gw punya usaha bapak gw, warisannya banyak. Namun di sudut lain melanjutkan pendidikan memang impian, tetapi langsung bekerja adalah sebuah alasan untuk melangsungkan hidup dan menghidupi.

Beberapa kerugian dan efek dari menganggur adalah sulitnya meluluhkan hati gebetan ataupun meluluhkan hati mertua, tak sedikit sang penganggur masih berstatus jomblos, bukan tak laku tapi masih belum ada yang mau. Derita ini pernah terjadi pada teman saya, katakanlah Ia dengan nama samaran bernama Udin. Lulus SMA menjadi dilema mau kemana dan mau ngapain setelah lulus, apalagi Ia lulus jalur corona.

Mau kuliah tak ada biaya dan mau bekerja malah justru banyak yang ter-PHK. Kesehariannya terlalu banyak mengeluh dan merasa hidup ini tak adil, Ia pernah komplain bahwa hidup ini tak pernah berpihak kepadanya. Keseharian Udin tak jauh dengan moyoy lagi moyoy lagi, mungkin lagu Mbah Surip yang sempat viral beberapa waktu silam terinspirasi dari Udin. Bangun tidur..tidur lagi, bangun lagi tidur lagi..banguuun..tidur lagi.

Bahkan di real life bisa saja lebih banyak Udin-udin yang lain di luar sana. Jujur saya pribadi tak pernah malu dan menganggap remeh karena punya teman kayak Udin, yang jelas dia benar-benar manusia dan bukan sangu yang bisa diremehkan.

Gurat batu menjadikan Udin sulit mendapatkan pekerjaan yang Ia harapkan dan impikan, memang hidup itu harus punya banyak keberuntungan dan sedikit kebuntungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun