Mohon tunggu...
saksi satria
saksi satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Papah dari 2 orang anak dan 1 istri

Silakan dibaca, koreksi jika ada salah, infokan jika ada masukan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ibu, Bapak dan Rumah Tua

7 Desember 2021   14:01 Diperbarui: 7 Desember 2021   14:12 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Masih ingat rasanya, terperanjat dari tidur lalu bergegas pergi ke masjid setelah teriakan ibu menggelegar membangunkan kami di subuh hari. Sarungku sempat jatuh dari bahu saat kami tergesa berlari. 

Masih terlihat rasanya, dikursi itu Ibu menambal tas sekolah saat aku sarapan, sementara Bapak merogoh saku baju untuk memberikan kepingan koin untuk bekal nanti di sekolah. Belum lagi kegaduhan pertengkaran adik dan kakak yang selalu terdengar setiap hari atau jerit tangis si bungsu yang tak bisa lepas dari godaan sang kakak. Suasana yang terus kami rindukan. 

Rumah kokoh itu kini tak ada lagi, kayu-kayu mulai lapuk, cat dinding terkelupas berserakan di pojokan, endapan air hujan bersarang di plafon rumah seolah membentuk lukisan hewan atau tumbuhan di setiap ruangan. Rumah itu kini sepi, hanya tinggal mereka berdua merajut kisah asmara seperti saat mereka muda. Dari rumah ini, kami dibesarkan dengan semua budi pekerti yang dibekalkan Bapak kepada kami. 

Dari rumah ini, kami diantarkan Ibu meninggalkan rumah dengan bekal cinta dan kasih sayang. Ibu, Bapak, sehat selalu. Bekal kalian selalu kami jadikan arah agar tak tersesat. kami pasti akan selalu pulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun