Mohon tunggu...
Muhamad Sanusi
Muhamad Sanusi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemimpi dengan kata sederhana

Pemimpi dengan kata sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Mata Kuliah Kritik Essai | Tupperware She Can! On Radio

28 November 2022   16:37 Diperbarui: 28 November 2022   16:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Radio female Semarang mendatangkan tokoh-tokoh wanita inspiratif dari berbagai bidang yang menunjukan bahwa selain permintaan pemenuhan hak dan kesetaraan gender yang digaungkan, tetapi mampu memenuhi kewajiban sebagai bagian dari perkembangan zaman yang diharapkan. 

Radio female Semarang melalui program Tupperware She Can! On Radio tersebut menjadikan wanita bukan hanya sebagai subjek tetapi juga sekaligus menjadi objek, sehingga kesan eksploitasi wanita yang sering terjadi berkurang, mereka memposisikan diri sebagai media yang menyalurkan cerita inspiratif wanita hebat dari wanita hebat tersebut.

Argumentasi

Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat, masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi mulai dari informasi baik hingga informasi buruk. Informasi-informasi tersebut baik secara sadar atau tidak akan mempengaruhi pola kehidupan dan pola pikir masyarakat. Isu feminisme seperti isu-isu lain memiliki dua sisi yang jika tidak dikelola dengan baik maka akan berakibat kurang baik, misalnya akan muncul gerakan tidak menghormati suami sebagai kepala keluarga atau menjadikan wanita sebagai imam shalat bagi laki-laki. Kasus perempuan yang menjadi imam shalat bagi laki-laki pernah terjadi di amerika pada tahun 2005, dikutip dari Republika.com Rubrik Khazanah pada tahun 2005 di gereja katedral di AS pernah ada wanita yang menjadi imam shalat jumat lengkap dengan khutbah, lebih parahnya lagi jamaah yang menjadi makmum dalam shalat tersebut bercampur antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan fatwa dari MUI No. 9/MUNAS VII/MUI/13/2005 mengharamkan wanita menjadi imam shalat jika terdapat laki-laki yang menjadi makmum.

Kekhawatiran terjadinya penyimpangan pada perkembangan wanita Indonesia akibat dari gerakan feminisme seharusnya bisa diredam dengan tetap terus memberikan edukasi tentang nilai-nilai islam yang memang sudah tidak bisa diganggu gugat dengan dalil apapun. Edukasi-edukasi tersebut bukan bertujuan untuk menghilangkan hak atau ruang untuk wanita berbicara dan menunjukan kemampuan nya serta membuktikan bahwa wanita mampu untuk berkompetisi dengan laki-laki di berbagai bidang. Namun jangan sampai menyalahi kodrat atau aturan agama.

Tanpa dibarengi dengan nilai agama yang kuat, bahkan ide sebaik apapun dapat menjadi kerusakan bagi masyarakat. Gerakan edukasi tentang feminisme yang dilakukan oleh radio Female Semarang merupakan hal baik serta perlu didukung untuk mencegah serta mengurangi diskriminasi yang sering terjadi di Indonesia juga meningkatkan rasa percaya diri bagi wanita Indonesia supaya ikut andil dalam pergerakan bangsa Indonesia lebih besar lagi. Namun kembali ditegaskan bahwa setiap insan baik laki-laki atau perempuan memiliki hak dan kewajiban bawaan yang tidak bisa dirubah, seperti istilah surga dibawah kaki ibu serta hadist yang mengatakan bahwa ibu tiga kali lebih utama dari bapak merupakan hal pasti dalam agama islam sebagai salah satu upaya memuliakan wanita. Bahkan jika wanita hanya berada di rumah untuk mengurus anak-anak pun merupakan sebuah tugas yang sangat mulia dan memiliki andil sama bahkan lebih besar dari laki-laki dalam kemajuan bangsa serta negara.

 Saran

Edukasi merupakan kunci untuk memajukan sesuatu baik individu, kelompok dan bahkan bangsa. Setiap ilmu merupakan hal baik jika disesuaikan dengan nilai-nilai agama serta norma yang berlaku, termasuk tentang kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Telah nyata bahwa wanita memiliki kemampuan yang sama untuk dapat mengembangkan dirinya sebebas mungkin, karena kemajuan ilmu dan teknologi menjadi sebuah penghilang batas antara wanita dan perempuan dalam hal perbedaan.

Edukasi seperti yang telah dilakukan oleh Radio Female Semarang merupakan hal hebat, namun dalam perjalanannya perlu untuk dibarengi pula nilai-nilai agama sehingga tidak melampaui batas yang seharusnya. Bahkan sudah lama terbukti bahwa dibelakang laki-laki hebat terdapat wanita hebat begitupun sebaliknya, dibalik wanita hebat terdapat laki-laki hebat. Di program Tupperware She Can ! On Radio pun terlihat bahwa banyak wanita hebat yang bahkan melampaui wanita di berbagai bidang.

Namun perlu dibarengi dengan nilai agama supaya tidak terjadi kasus-kasus yang menyeleweng dari nilai agama islam seperti di luar negeri di Indonesia. Program tersebut bisa untuk ditambah sesi mendengar hikmah 5 menit setelah cerita selesai untuk mengaitkannya dengan nilai agama atau mengundang tokoh-tokoh wanita yang memiliki prestasi hebat di bidang agama yang mengingat peran wanita di keluarga, masyarakat, dan bangsa.

          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun