Mohon tunggu...
Muhamad Sanusi
Muhamad Sanusi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemimpi dengan kata sederhana

Pemimpi dengan kata sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Mata Kuliah Kritik Essai | Tupperware She Can! On Radio

28 November 2022   16:37 Diperbarui: 28 November 2022   16:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Tupperware She Can! On Radio"

Wanita hebat di samping laki-laki hebat.

Tesis / Pembuka

        Isu tentang kesetaraan gender merupakan isu yang terus ada dan dikaji secara serius oleh banyak tokoh baik dalam negeri atau luar negeri, Urgensi pembahasan kesetaraan gender antara wanita dan pria sama pentingnya dengan kesetaraan suku, ras, agama, warna kulit, usia, politik dan lain-lain. Isu kesetaraan terjadi karena adanya rasa tidak puas terhadap pemenuhan hak, perbedaan pandangan atau kurang nya ruang berekspresi satu kelompok atas kelompok lain yang lebih dominan. 

        Isu kesetaraan gender yang terus bergulir tersebut memunculkan kelompok Feminisme, yang menganggap bahwa banyak ketidak adilan yang terjadi ditengah masyarakat terhadap kaum perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Menurut kaum feminisme, setiap manusia memiliki hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tanpa melihat gender. Bukan hanya laki-laki yang memiliki kemampuan untuk memimpin, mengurus negara, mendapat gaji lebih tinggi, mendapatkan pekerjaan yang layak atau lain sebagainya. 

        Kesetaraan gender di barat erat kaitanya dengan agama kristen yang memberikan pembatasan ekstrim terhadap kaum wanita dan berakibat pada kehidupan sosial. Wanita dianggap sebagai makhluk yang tidak bisa mandiri dalam berbagai aspek dan tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan laki-laki. Kaum feminisme di dunia barat kemudian mencari legitimasi atas pemikiran mereka dengan mengutip alkitab, mereka mulai menggantikan istilah "god" yang maskulin menjadi "goddes" yang feminim. (Wikipedia)

        Di dunia islam, telah diatur secara sempurna tentang posisi wanita yang mulia, meskipun dalam kehidupan sosial ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan seperti anjuran pemimpin laki-laki, wanita tidak keluar rumah tanpa mahram, memakai pakaian yang menutup aurat dan lain-lain. Misalnya dalam menonton sepakbola, dikutip dari DW.Com sejak lebih dari 40 tahun wanita iran tidak diperbolehkan untuk menonton sepakbola di stadion bersama laki-laki. Meskipun terkesan membatasi pergerakan wanita, pada hakikatnya semua itu adalah upaya islam untuk memuliakan wanita dan menjaga nya.

        Lambat laun gerakan feminisme menjadi gerakan besar dan terus disebarkan baik melalui lisan atau media massa. Gerakan tersebut terus berusaha untuk merangsek pemikiran masyarakat supaya terbuka dan memahami maksud dari mereka salah satunya melalui Radio.

 

Data Artikel

        Salah satu media massa radio yang mendukung gerakan feminisme dan mencoba memberikan ruang kepada wanita-wanita hebat sekaligus memberikan edukasi pada masyarakat umum adalah Radio Female Semarang melalui program Tupperware She Can! On Radio. Dalam program Tupperware She Can! On Radio banyak wanita-wanita hebat dan inspiratif yang memberikan ceritanya dalam menjalani kehidupan sebagai wanita yang memiliki peran sama dengan laki-laki. Dengan adanya program tersebut, masyarakat menjadi lebih memahami bahwa wanita memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek dan menginspirasi wanita lain untuk mau mengembangkan dirinya sehingga tidak terus bergantung pada laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun