Mohon tunggu...
Saiful Amri
Saiful Amri Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 2 Cimahi Kuningan, Ketua Pegiat Literasi Kab. Kuningan

Nama panggilan Mr. Sam. Penerima penghargaan 10 Tokoh Pegiat Literasi Kab. Kuningan tahun 2021. Senang menulis genre apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Guru Sering Bolos karena Banyak Utang?

25 April 2023   07:41 Diperbarui: 25 April 2023   08:06 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Benarkah Guru Sering Bolos karena Banyak Utang?

Pihak sekolah merasa kecewa dengan perilaku para guru yang sering bolos tugas. Tentu saja begitu juga yang dirasakan para wakil kepala sekolah bidang kurikulum, lebih-lebih perasaan kepala sekolah sebagai penanggung jawab karena berdampak buruk terhadap atmostfir sekolah. Kegiatan pembelajaran terganggu. Ketertiban juga terganggu. Selain itu berdampak pada penurunan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan. Bisa juga berdampak pada tindak perilaku negatif peserta didik seperti perundungan (bullying), membolos, dan perilaku menyimpang lainnya karena tidak hadirnya guru.

Sekolah pasti berusaha mentolerir untuk beberapa guru yang hanya sewaktu-waktu tidak masuk karena alasan yang masuk akal. Namun untuk guru yang sering tidak masuk menjadi penilaian buruk oleh kepala sekolah, wakasek kurikulum, dan rekan-rekan sejawat lainnya, walaupun alasannya masuk akal seperti sakit atau sedang ada tugas luar. Hal yang paling menjengkelkan adalah guru hadir ke sekolah tapi tidak masuk kelas dengan alasan ini dan itu.

Terhadap fenomena ini, dapat dibagi dua kategori besar yaitu guru rajin dan guru malas. Kategori guru rajin dibagi dua sub kategori yaitu guru tepat waktu dan guru telat waktu. Guru malas dibagi dua sub kategori yaitu guru yang sering tidak hadir dan guru yang hadir tapi tidak masuk ke kelas. Kategori ini di luar guru-guru yang tidak hadir hanya satu atau dua kali pertemuan dengan alasan masuk akal seperti tugas luar, sakit, atau ada keperluan mendadak.

Fenomena ini terjadi juga di beberapa sekolah. Banyak berita mengabarkan fenomena ini. Pemerintah telah membuat peraturan dalam PP No. 94 tahun 2021 menyatakan bahwa ASN (Aparatur Sipil Negara) yang tidak masuk kerja dapat diberi sanksi seperti diberhentikan dari tugasnya. Pasal 11 ayat (2) huruf d menyebutkan bahwa; "Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai ASN yang tidak masuk kerja secara kumulatif selama 28 (dua puluh delapan) hari kerja atau lebih dalam 1 (satu) tahun tanpa alasan yang sah."

Apabila ASN tidak masuk kerja selama 10 hari berturut-turut tanpa alasan yang sah, dapat dijatuhi pemberhentian kerja. ASN yang selama setahun tidak masuk kerja secara kumulatif selama 21 hingga 24 hari tanpa alasan yang sah, bisa dijatuhi hukuman penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan. ASN yang dalam satu tahun bolos kerja selama 25 hingga 27 hari kerja tanpa alasan yang sah, dapat dijatuhi pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan.  

Baca juga: Pentingnya Menulis

Menyikapi sanksi peraturan tersebut, sekolah perlu menganalisa kepada guru malas yaitu guru yang sering tidak masuk kerja dan guru yang masuk kerja tapi tidak masuk kelas. Dari analisa tersebut, sekolah akan mendapat data responden dengan kriteria ketidakhadiran seperti kategori di atas. Pengamatan dapat dilakukan dari daftar absensi kehadiran, agenda kelas, informasi dari rekan kerja, dan berita atau alasan yang sering disampaikan kepada sekolah langsung maupun disampaikannya di grup medsos sekolah.

Apa penyebab sebenarnya yang melatarbelakangi dari kasus ini yang juga sering terjadi? Sebuah artikel menyebutkan paling tidak terdapat 5 penyebab guru malas masuk kerja, yaitu; 1). jenuh, 2). tidak menguasai materi pelajaran, 3). salah orientasi, 4). banyak utang, dan 5). punya pekerjaan sampingan. Kejenuhan rutinitas kerja membuat malas untuk masuk kerja, solusinya harus ada rotasi pekerjaan atau kegiatan lain yang berbeda atau sedikit berbeda dari ruinitas biasanya. Tidak menguasai materi pekerjaan juga menjadi malas datang ke kantor, seharusnya pemetaan pekerjaan sesuai kebutuhan dan kompetensi atau keterampilannya. Salah orientasi menjadi hal buruk dalam dunia kerja, seharusnya kembali kepada individu untuk introspeksi diri apakah lanjut atau ganti profesi sesuai dengan panggilan jiwanya. Banyak utang menjadi kepincangan ekonomi keluarga, seharusnya ada tambahan penghasilan untuk menutupi kekurangan. Pekerjaan sampingan membuat pekerja meninggalkan tugas utamanya, seharusnya mendahukukan tugas utama dibandingkan tugas sampingannya.

Dari 5 (lima) penyebab yang diungkapkan dalam artikel di atas, ternyata penyebab yang sering terjadi di sekolah adalah "banyak utang". Penyebab ini menjadikan guru merasakan kekurangan ekonomi dengan beban kebutuhan keluarga yang juga besar sehingga menimbulkan ketidakbahagiaan. Sebenarnya guru yang memiliki utang bukan hanya satu atau dua orang tetapi juga sebagian besar guru memilikinya. Namun sebagian guru memiliki tambahan penghasilan dari sumber lain sehingga dapat menutupi kekurangan ekonomi keluarganya.

Utang menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan ekonomi keluarga. Keadaan yang serba kekurangan menyebabkan ketidakbahagiaan. Pada akhirnya berdampak pada ketidaksemangatan dan malas datang ke tempat kerja (Sam).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun