Mohon tunggu...
Saiful A la
Saiful A la Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa ilmu komunikasi fisip

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Budaya Keluarga

26 Oktober 2021   08:50 Diperbarui: 19 November 2021   22:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Saiful A'la, Nina Yuliana

Pernikahan adalah sebuah hari besar bagi setiap pasangan, dimana sebuah hari yang selalu dinanti-nantikan, namun terkadang hal tersebut terhalang oleh berbagai hal, salah satunya dengan adat atau budaya dari salah satu pasangan tersebut, dimana salah satu pasangan menitik beratkan sebuah mahar pernikahan yang harus diberikan, sehingga menjadi hambatan pada pernikahan, namun dalam agama islam sendiri bahwa mahar adalah sebagai tanda kejujuran yang ingin menikahi nya serta bukti perlakuan baik kepada calon pasangan. 

Dalam al-qur'an disebutkan pada surat an-nisa ayat 4 "berikanlah maskawin dalam (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada mu sebagian dari mas kawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambilah) pemberian itu (sebagai makanan). Sehingga agama sendiri tidak membebankan kepada pasangan, hingga pandangan ini sering didebatkan dalam suatu budaya, yang memang harus memberikan mahar pernikahan yang lebih besar sesuai permintaan dari calon pasangan.

Dalam pernikahan tersebut tentunya banyak budaya baru yang kita temui, seperti menggunakan bahasa, budaya lampung dengan banten tentu nya akan berbeda dalam bahasa, yang mana hal tersebut menjadi hal baru untuk kita yang belum mengetahui, sehingga perlu nya kedekatan dalam keluarga untuk mengenalkan bahasa yang mereka miliki, agar budaya dari setiap orang tua mengalir pada seorang anak. 

Namun bukan hanya itu, kebiasaan yang sering dilakukan pun tentu nya akan berbeda ketika 2 budaya tersebut disatukan, maka dari itu harus adanya percakapan mengenai budaya masing masing, agar tidak ada kesalah pahaman antara keluarga. Karena ketika kedua insan disatukan mereka harus menerima dari kekurangan dan kelebihan pasangan tersebut, sampai akhirnya membuat mereka saling memahami diantara satu sama lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun