Saat cuti tiba bulan lalu saya menyempatkan diri mengunjungi rumah orangtua.. Bapak saya sudah meninggal setahun yang lalu, ibu tinggal dirumah dengan adik yang bungsu.
Sehari harinya ibu berjualan dikantin SMU, Berangkat pagi pulang sore hari.
Dikantin itulah setiap harinya ibuku berbagi cerita dengan anak anak SMU tersebut.
Suatu ketika seorang anak laki laki kelas 3 SMU (Dia anak Seorang Hakim) bercerita pada ibu bahwa orangtuanya memiliki rumah yang lumayan besar disekitar situ... " Itu lho bu.. rumah yang paling besar diujung jalan adalah rumah bapak saya yang dibeli dari uang Haram." kata dia. Ibu berkata" Jangan menuduh orangtuamu, nanti kualat". Tapi anak itu menegaskan bahwa rumah itu memang dari uang haram, karena dia tahu persis kejadiannya.
Lalu anak itu bercerita bahwa : suatu malam ada orang kaya bawa koper bertamu dirumahnya.. orang kaya tersebut diterima langsung oleh bapaknya, lalu iseng iseng dia menguping pembicaraan mereka. Orang kaya tersebut berkata : " Tolong pak.. tutup kasus ini." Bapaknya berkata: " tidak bisa pak.. saya telah disumpah dengan jabatan saya ini." Lalu orang kaya itu menyodorkan amplop yang sangat tebal. Bapaknya berkata lagi" Tidak bisa pak.. saya telah disumpah, saya tidak berani pak." Anak itu berkata dalam hati : wah... ternyata bapakku seorang Hakim yang jujur... aku sangat bangga padanya.
Namun tiba tiba orang kaya itu menaruh koper itu dimeja dan membukanya... Ternyata koper itu penuh berisi uang.. Lalu dia berkata : "Tolonglah pak tutup kasus ini.. kalau bukan pada bapak, saya minta tolong sama siapa?" Bapak anak itu berkata:" Baiklah... hanya sekali ini saja saya bantu."
" Terimakasih banyak pak..." orang kaya tersebut berpamitan.
Bagai tersambar Halilintar Anak Hakim tersebut langsung lemah lunglai dan berkata dalam hati : " ternyata bapakku sama dengan yang lain... aku benci Bapaaaaak.."
Dari uang itulah Bapaknya membeli sebuah rumah besar diujung jalan.