Mohon tunggu...
Saiful Effendi
Saiful Effendi Mohon Tunggu... -

Anak rantau yang mencari jalan menuju pulang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengakuan Orang Tua Anak PUNK; "Kami Tidak Keberatan dan Berterima Kasih"

24 Desember 2011   04:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

dua minggu belakangan, begitu banyak suara-suara sumbang tentang pembinaan terhadap anak PUNK yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh berkerja sama dengan Kapolda Aceh beberapa waktu lalu. ada yang menilai positif, bahkanpula ada yang memandang negatif. penialian negatif itu pun datang dari beragam arah,  mulai dari 'orang awam' diluar Aceh sana yang tak tahu permasalahan tiba-tiba berubah jadi pengamat hebat karbitan,  para 'pejuang HAM' yang berkoar-koar begitu bersemangat dengan tudingan pelangaran HAM, hingga media barat pun tak lupa ketiban latah menanggapi masalah ini sebagai isu pelanggaran HAM berat. padahal banyak kasus yang nyata pelanggaran HAM di Indonesia sedang bermunculan tapi mereka lupakan dan tidak seheboh Pembinaan Punk Aceh, semisal mesuji dan papua misalnya. ah, berita dari Aceh memang lebih seksi. Apa lagi lebih seksi selain mendiskreditkan Aceh dengan Syariat Islam.. sekarang, aku tidak ingin berpolemik dengan berbagai tanggapan orang lain diluar sana yang  bahkan tidak tahu sama sekali kondisi ril dan fakta yang ada di Aceh menyangkut isu PUNK Aceh ini. bagaimana tidak, bahkan para pengamat dan penentang pembinaan oleh POLDA Aceh ini seolah-olah merasa lebih tahu daripada orang tua anak-anak Punk , bahkan lebih dari itu mereka seolah-olah sedang menjadi pahlawan pembela tanpa sadar dan peduli bagaimana nasib anak punk ini nantinya bila terus-terus saja dengan pola hidup tak beraturan seperti selama ini, makan satu bungkus beramai-ramai, tidur diemperan toko, badana penuh daki dan buang hajat sembarangan ditempat umum. sekarang saya ingin mengajak semua untuk sejenak melihat, mendengar dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang tua mereka, oleh pemerintah kota banda aceh, dengan memakai kacamata bening. bukan kacamata kuda yang hanya melihat dari sudut pandang sendiri. mari sejenak kita melihat dan membuka mata, melihat kondisi ini dengan utuh bukan hanya dipangkalnya saja, tapi akhir yang bagus dan baik jangan sampai kita cueki. berita ini saya kutip dari http://harian-aceh.com/2011/12/24/anak-punk-dibebaskan Sebanyak 65 anak punk yang terjaring razia penertiban pada 10 Desember 2011 akhirnya dibebaskan setelah mendapat pembinaan mental dan rohani di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar sejak Selasa (13/12).

Seorang Punker Rian mencium tangan ibunya saat Pemerintah Kota Banda Aceh dan Polresta Banda Aceh menyerahkan Rian kembali kepada orang tuanya setelah 10 hari menjalani pembinaan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, Jum'at (23/12). Rian bersama 64 Punker yang tertangkap saat menggelar konser Aceh For Punk di Taman Budaya Banda Aceh pada Minggu (11/12). (Harian Aceh/Junaidi Hanafiah)

Puluhan anak punk dari berbagai kabupaten/kota di Aceh dan provinsi di pulau Sumatera serta Jawa terlihat haru dan menangis saat berpisah dengan para pembina dari SPN Seulawah yang selama 10 hari menjadi pembimbing mereka. Selain mendapat sertifikat sebagai bukti telah mengikuti latihan remaja binaan dari SPN Seulawah, puluhan anak punk itu juga dipulangkan ke daerah. Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin mengatakan semua biaya pembinaan, transpoortasi dan akomodasi untuk mengembalikan anak punk ke daerah asal menjadi tangungjawab Pemerintah Kota Banda Aceh. “Kami berharap setelah mendapatkan pembinaan dari SPN Seulawah mereka dapat berguna bagi orang tua, bangsa dan negara,” katanya. Ia juga membantah tudingan jika pembinaan yang dilakukan aparat kepolisian Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh telah melanggar HAM. “Mereka juga anak-anak kami, tentunya kami ingin mereka menjadi lebih baik, selama mengikuti pembinaan di SPN Seulawah mereka mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun kedisiplinan,” katanya. Sementara itu Soraya, ibu dari salah seorang orang tua Rian Riski Ramadhan menyampaikan terima kasih atas pembinaan yang dilakukan Polda Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh terhadap anaknya dan berharap dimasa mendatang tidak membiarkan anak punk berkeliaran di Banda Aceh. “Kami tidak keberatan dan berterima kasih atas upaya dan niat baik dari pemerintah kota yang telah memberikan pembinaan, kami juga berharap ada pembinaan lanjutan sehingga anak-anak kami dapat kembali hidup seperti masyarakat pada umumnya,” kata warga Merduati Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh itu. Menanggapi permintaan orang tua dari anak punk itu, Wakil Wali kota Banda Aceh, Iliza Saaduddin Djamal mengatakan akan melakukan pembinaan lanjutan terutama bagi mereka yang berdomisili di Kota Banda Aceh. “Dimasa yang akan datang kita berharap akan lahir komunitas punk yang bersyariat Islam di daerah ini, tidak ada lagi kesan jorok, brutal dan menakutkan. Anak punk Aceh tentu yang memahami agama dan berguna bagi orang tua dan daerah,” kata Illiza. Ia juga berharap peran orang tua untuk menjaga dan membina putra-putrinya agar tidak terpengaruh dengan prilaku-prilaku yang menyimpang. setidaknya, ini adalah upaya dari pemerintah dalam membentuk generasi yang lebih baik, bermoral, dan beretika untuk sebuah kemajuan dimasa mendatang.karena tidak mungkin membangun negeri ini bila generasi mudanya hobi mabuk-mabukan, memalak orang sambil ngamen, merusak fasilitas umum, membuat kekacauan dan ketidaktentraman di tengah masyarakat. Pemimpin yang baik itu terlahir dari masyarakat yang baik, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperbaik i generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa mendatang. tapi bila ada yang tidak sepakat dengan langkah dan kebijakan memperbaiki generasi muda, maka sungguh menurutku dia adalah orang yang sedang mengidap sakit jiwa. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ salam dari ujung sumatra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun