Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gibran VS Sara Duterte: Dinasti Politik dan Drama Pemakzulan

29 April 2025   11:30 Diperbarui: 29 April 2025   10:03 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gibran dan Sarah Duterte (Sumber: Grok AI Image))

Gibran vs Sara Duterte: Dinasti Politik dan Drama Pemakzulan
Kalau ngomongin politik di Indonesia dan Filipina, dua nama yang lagi hot banget di panggung politik adalah Gibran Rakabuming Raka dan Sara Duterte. Keduanya sama-sama anak presiden, sama-sama jadi wakil presiden, dan—yep, nggak ketinggalan—sama-sama kena sorotan karena tuduhan nepotisme. Belakangan, nama Gibran malah jadi bahan perbincangan soal pemakzulan. Kok bisa? Apa bedanya sama Sara Duterte yang juga kena kasus serupa di Filipina? Yuk, kita bedah bareng-bareng, sambil nyeruput kopi biar nggak ngantuk!

Siapa Sih Mereka?


Gibran, anak sulung Pak Jokowi, bikin sejarah sebagai Wakil Presiden Indonesia termuda di usia 37 tahun. Bayangin, baru dilantik Oktober 2024, udah jadi buah bibir! Sebelumnya, dia Wali Kota Solo, jabatan yang bikin orang bilang, “Wah, cepet banget naiknya!” Tapi, perjalanan Gibran nggak mulus-mulus amat. Dia sempat bikin heboh gara-gara putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang tiba-tiba ngubah aturan usia calon wapres. Banyak yang curiga, “Ini sih jalan tol buat Gibran!” Saya sendiri, waktu denger kabar itu, cuma bisa geleng-geleng kepala. Kok bisa secepet itu, ya?

Di sisi lain, ada Sara Duterte, anaknya mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Sara jadi Wakil Presiden Filipina sejak 2022, setelah sukses jadi Wali Kota Davao. Kalau Gibran dibilang “naik cepet”, Sara juga nggak kalah. Dia punya nama besar keluarga Duterte yang udah kayak “merek dagang” di politik Filipina. Tapi, Sara juga nggak lepas dari drama. Dia pernah bikin gempar gara-gara insiden mukulin petugas waktu masih jadi wali kota. Ya Tuhan, bayangin aja, seorang pejabat kok main tangan! Itu bikin citranya anjlok di mata beberapa orang.

Pemakzulan: Beneran atau Cuma Gimmick?


Nah, sekarang masuk ke bagian yang bikin panas: wacana pemakzulan. Di Indonesia, isu Gibran bakal dimakzulkan muncul dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI sekitar April 2025. Mereka bilang, pencalonan Gibran itu bermasalah karena ada dugaan pelanggaran hukum di putusan MK. Bahkan, mereka sampe usul ke MPR buat ganti Gibran. Tapi, menurut saya, ini kayaknya agak susah terealisasi. Soalnya, kalau baca UUD 1945 Pasal 7A, pemakzulan itu cuma bisa kalau wapres terbukti ngelakuin pengkhianatan negara, korupsi, atau kejahatan berat. Lah, Gibran? Boro-boro ada bukti, kasusnya aja masih abu-abu.

Oh iya, pernah juga ramai soal akun Kaskus “Fufufafa” yang katanya punya Gibran dan bikin kontroversi di 2024. Netizen heboh, sampe bilang ini bisa jadi alasan pemakzulan. Tapi, serius deh, cuma akun Kaskus doang, apa iya bisa bikin wapres lengser? Kayaknya sih cuma sensasi media sosial.

Beda cerita sama Sara Duterte. Di Filipina, dia beneran kena proses pemakzulan yang udah disetujui DPR di Februari 2025. Katanya sih, Sara terlibat beberapa tindakan kriminal, meskipun detailnya masih simpang siur. Saya cuma bisa bilang, “Wow, ini serius banget!” Soalnya, di Filipina, pemakzulan itu kayaknya lebih gampang dilakuin ketimbang di Indonesia. Tapi, jangan salah, ini juga penuh drama politik. Banyak yang bilang, Sara jadi target karena dia bagian dari dinasti Duterte yang punya banyak musuh.

Bandingin Yuk, Apa Bedanya?


Mari kita bikin perbandingan biar lebih jelas:

Kontroversi Awal
Gibran kena kritik karena putusan MK yang bikin dia bisa maju jadi wapres. Banyak yang bilang, “Ini sih nepotisme level dewa!” Sara juga nggak kalah, dia dituduh naik panggung politik cuma karena nama Duterte. Jadi, sama-sama bau dinasti politik, cuma Gibran lebih disorot soal “jalan pintas” MK.
Alasan Pemakzulan
Kalau Gibran, wacana pemakzulannya lebih ke isu hukum yang belum jelas, kayak putusan MK tadi. Tapi, sejauh ini, nggak ada bukti kuat buat nendang dia dari kursi wapres. Kalau Sara, tuduhannya lebih serius—ada dugaan kriminal yang bikin DPR Filipina berani gerak. Jadi, kasus Sara kayaknya lebih “berbobot” dari sisi hukum, meskipun tetep penuh intrik politik.
Reaksi Publik
Di Indonesia, netizen di platform X rame banget ngebahas Gibran dan Sara. Ada yang bilang, “Hati-hati, Mas Gibran, jangan sampe kayak Sara!” Di Filipina, kasus Sara udah jadi headline internasional. Ini bikin saya mikir, seberapa besar sih nama keluarga bisa ngebantu atau justru nyusahin karier politik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun