Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Money

New Era, Pendidikan dan Pekerjaan

6 Juni 2020   15:07 Diperbarui: 6 Juni 2020   15:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemenang Nobel Ekonomi 2019, pasangan Banerjee & Duflo, menyebutkan (Pendidikan) pembangunan SD Inpres berperan pada peningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Jauh sebelumnya pemenang nobel (1987) Robert Solow telah mengemukakan pentingnya peranan teknologi pada pertumbuhan ekonomi.  Pada saat, beliau menerima Nobel, masih sulit membayangkannya bagaimana peranan teknologi tersebut.

Saat di era teknologi informasi ini, barulah terasa/terbukti apa yang beliau sampaikan.  Pendiri Aqua, Tirto Utomo, mendapatkan idenya, dari kebutuhan (air) menjamu tamu dan melihat (pabrik) pada negara lain. Saat itu, air, sekalipun sangat penting, namun merupakan barang  biasa.    Bahwa air itu penting, menjadi inspirasi beliau untuk menjadikannya sebagai objek bisnis. Saat ini, air kemasan adalah penting, dan Aqua telah memimpin pasarnya hingga hari ini. 

Saat ini, situasi di seluruh belahan dunia terkena dampak buruk Pandemi Covid-19. Tanpa dijelaskan, kita semua tahu, karena kita merasakan langsung.      Covid-19 akan membawa perubahan situasi ke depan, dengan penekanan: (i) mobilitas-fleksibilitas, (ii) berbasis output; (iii) rencana-inspirasi; (iv) otomatisasi prosedur operasi standar (POS); (v) layanan.

Pada situasi (i) anda yang tidak fleksibel/mobile akan tertinggal.  Dalam hal ini memiliki beberapa talenta (multi-tasking), dapat bekerja pada berbagai situasi, dapat berfikir 'melebar' dan 'fokus' menjadi basis keunggulan. 

Situasi (ii)  menunjukkan bukti kerja bukanlah presensi 'finger print'.  Situasi lebih tepat 2R: Result and Reason.  Hasil tidak memerlukan alasan, dan alasan menunjukkan ketidakberhasilan.   Situasi (iii) menunjukkan perlu ada beberapa skenario/rencana, dimana rencana yang baik/tepat merupakan hal penting.  Kadang, perlu situasi 'insidental' dimana tumbuh berbagai inspirasi untuk mencapai hal baik.  Selangkah lebih cepat/tepat akan membuat kita bertahan. 

Situasi (iv) tampaknya sejalan dengan fleksibilitas, namun POS tetap ada, agar jika ada kekeliruan, kita tahu dimana sumbernya. Situasi (v) jika etos layanan rendah, maka dengan mudah orang memalingkan pada pesaing/peer.  Mengapa masih bertahan pada layanan yang rendah?.  Harus ada alasannya!

Dapatkah kita melangkah ke depan dengan lebih baik?.  Dapat!.  Dengarlah nasehat Banerjee & Duflo.  Pendidikan meningkatkan kesejahteraan.  Tiada investasi yang lebih tinggi/bernilai dari 'human capital investment'.  Jika Solow menyebut sebagai 'augmented technology'; maka augmented technology itu, saat ini yang cocok adalah 'education'. 

Pendidikan menjadi 'kekayaan' yang tak tercuri, tidak mengalami penyusutan, dan memiliki valuasi yang bertumbuh.   Tirto Utomo mendapatkan inspirasi, dari kemampuan beliau menyarikan (menyimpulkan) situasi dan pengalaman lainnya. 

Pendidikan lanjutan, akan memberikan berbagai bekal sebagai berikut: (i) teknikal, konsep ilmu yang teruji berdasarkan pengalaman bisnis; (ii) manajerial, pengayaan melalui sharing ilmu lecturer-students; peer; open discussion; cases; (iii) emotional; melalui interaksi dari peer dengan latar belakang berbeda, memberi pengalaman sosial-bisnis berharga (iv) inspirational; mendapatkan inspirasi dari banyak sumber/sisi: buku, artikel/paper, diskusi, cases, interaksi, tantangan dan lainnya. 

Ke depan, pengetahuan akan sangat mudah didapat, di-share-kan sehingga nilai utilitasnya melampaui bayangan sebelumnya.  Skill/materi pembelajaran berskala internasional bisa didapatkan. 

Pengajar, memiliki murid melintasi ruang dan waktu, dan mencapai skala ekonomis (economies of scale).  Untuk hal itu, tidak ada alasan untuk tidak menambah kompetensi.  Jika, yang muda tidak berinisiatip mendapatkan banyak pengetahuan/ketrampilan/informasi, maka dia akan tertinggal, dan ke depan dia akan menghadapi kesulitan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun