Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hitam Keputih-putihan

18 Juni 2019   20:15 Diperbarui: 6 Januari 2020   15:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
putih kehitaman| Dokumentasi pribadi

ustad yang sekali saya hadir di pengajiannya, senang mendengar tausiahnya.  Rindu; akan persatuan ummat setelah pilpres, bahwa sudah selesai, namun di bawah masih gontokan, begitu katanya.  Saya lalu lihat ig-nya, masih terdapat pernyataan yang nadanya ‘mengolok’ pihak yang sana.  Terlepas benar dan salah dalam berpihak; saya kecewa akan rindunya. 

9 membaca status fb

anak lelaki kecil (berkisar 8 tahun) sekitar 30 tahun lalu; bercerita tentang ‘hebatnya’ ayahnya.  Saya menyimpulkan: dulu ayahnya seusia dirinya.  Dan dia paham sekarang.  Kadangkala, kebenaran itu datang lama sekali, namun mestilah datang.

8. menua bersama

karena selalu bersama, maka tidak terasa.  Tahu-tahu tua bersama.  Lama tidak bersua, tiba tiba kaget; sudah tua bersama.  Ada yang bersama masih merasa muda (mengingat kembali kemudaaannya), merindukannya; ada yang lupa dan melupakannya, mengingat waktu telah memisahkan jauh.  Itulah keniscayaan. 

7. the power of doa

“:Dari sanubari, saya menginginkan bapak.  Nama bapak, saya sebutkan dalam doa (saya)”.   Dan pada akhirnya, memang Tuhan mendengarkan doanya.   Bapak itulah yang mendapatkannya.  [the power of doa]

6. Rejeki

Dia menikmati kue lezat itu  dengan sigap. , Remah-remah yang terserak, dilahapnya tandas.  lalu ditinggalkannya resto ini dengan jinjingan kue yang sama.  Dia, sesungguhnya tak selalu memiliki cukup uang, namun ia merasa harus menikmatinya, karena itu adalah rejekiNya.   Rejeki Tuhanku, begitu ia berprinsip.  dan aku sellau membaginya pada ibuku; karena ibuku yang pantas untuk menikmatinya; dan hanya melalui diriku saja maka ibuku dapat menikmati semua kelezatan ini.  sekarang mumpung aku muda; dan juga ibuku masih memiliki selera

Tuhan tahu.... aku hanya menjemput rejeki padaNya.  atas nama keyakinan dan atas nama ibuku, aku melakukannya.  Aku tak perlu risau!

5.Keran Air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun