Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jantungan dengan Saham

2 April 2019   14:47 Diperbarui: 2 April 2019   15:15 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Teman saya berkata bahwa saham itu zero sum game, setelah dia bermain sekitar 25 tahun; tetapi papanya mendapatkan return 400% untuk waktu 15 tahun. Cara papanya sederhana saja; beliau membeli saham yang dianggap prospektif (bisnisnya) lalu mengoleksi (hold) untuk waktu yang lama. Papanya dapat dikatakan beraliran 'fundamental'; menabung saham untuk masa depan dan ternyata menguntungkan.

Para orangtua itu dapat menjadi patokan bagi mereka yang sibuk; tidak dapat mengamati irama harga saham yang dinamis dan utamanya juga tidak ingin repot serta 'jantungan' jika irama harga memainkan musik rock-n-roll alias bergerak cepat.

Senin (8/8/16), saya mengikuti presentasi dari Prof Jianxin Wang (University of Technology Sydney) tentang market-microstructure di kampus Universitas Indonesia (UI). Secara konsep, harga saham dapat disebabkan dua hal, yakni harga yang efisien, di mana harga ini menunjukkan kondisi fundamental ekonomi (perusahaan), dan satu lagi sisa (error) yang dapat bersumber dari ketidakseimbangan order jangka pendek; spread dari bidask; liquidity trading atau berbagai perilaku irasional yang secara sederhana dapat disebut sebagai 'gosip'.

Secara sederhana apa yang dimaksudkan oleh Prof Wang itu menunjukkan bahwa harga saham tidak sepenuhnya persoalan fundamental (penelitiannya untuk data IHSG hanya sekitar 68%; sisanya 30%-an dari berbagai sebab yang dapat rasional maupun tidak rasional).

Berbagai Contoh

Pada Januari lalu (2016) harga saham ADRO hanya berkisar 400-an dan Agustus ini pernah menyentuh 1.200; termasuk pergerakan harga saham dengan irama rock-n-roll. Anda sudah dapat menghitung return-nya dan hampir pasti sulit mendapatkan 'hasil investasi' yang lebih besar dari ini. Jika Anda memegang saham ini dan membiarkan saja, maka terbayang sudah pendapatan yang diperoleh tanpa harus 'bersusah payah'.

Lalu, apakah mesti begitu hasil akhirnya? Ternyata tidak juga. Saya memiliki teman lain, yang membeli saham ANTM pada harga 1.000-an dan terus merosot hingga harga 300-an dan dia memegangnya terus (hold). Namun, tiga bulanan ini, seperti ADRO, harga saham ANTM berirama rock-n-roll hingga level 800-an; namun bagi dia, masih belum memberikan keuntungan walau sudah membuat ia tersenyum.

Teman yang lain, menangis ketika tahu harga sahamnya turun 50-an% dalam waktu beberapa bulan saja, dan ia sama sekali tidak mengikuti pergerakan harga saham tersebut karena sibuk. Teman ini kemudian melakukan cut-loss dan hingga saat ini harga saham tersebut belum bergerak dari harga semulanya.

Teman ini sudah me-recheck kondisi laporan keuangan perusahaan emiten itu; yang menunjukkan masih bagus dan menguntungkan, hanya saja memang pimpinan perusahaan sedang terkait kasus hukum. Kasus hukum ini yang dianggapnya membuat harga saham perusahaan limbung, sekalipun perusahaan tetap berjalan seperti biasa.

Tiba-tiba saja Anda bisa jadi miliuner, namun potensi kehilangan uang juga sangat besar! Saham tambang BUMI dan BRMS ada pada kelompok 'gocapan' dan beberapa waktu lalu terbangun dari tidur karena irama yang sangat rockn- roll, menerbangkan harga saham BUMI dari 50 menjadi 80-an atau naik 60%-an hanya dalam beberapa hari. Saham BUMI harus di-suspend menyusul kejadian ini. Bagaimana dengan saham BRMS? Saham ini bergerak juga; di kisaran 50-an dengan lot buy jutaan lot, namun tak berapa lama setelah itu (saat ini) terkapar pada harga 50.

Jika sebelumnya harga saham BUMI pada level ribuan, maka situasi harga saat ini seperti kemustahilan. Anda dapat menyimpulkannya, dulu terlalu mahal atau sekarang terlalu murah; atau seperti dinyatakan oleh Prof Wang, harganya terbentuk dari fundamental ekonomi atau dari faktor lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun