Mohon tunggu...
Saidatun Nia
Saidatun Nia Mohon Tunggu... Lainnya - Pengisi waktu luang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

26 Maret 2020   23:28 Diperbarui: 26 Maret 2020   23:26 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari segi sintaksisnya, USK (Ujaran Satu Kata) sangatlah sederhana karena memang hanya terdiri dari satu kata saja; bahkan untuk bahasa seperti bahasa Indonesia hanya sebagian saja dari kata itu. Namun dari segi semantiknya, USK adalah kompleks karena satu kata ini bias memiliki lebih dari satu makna. Anak yan mengatakan /bi/unruk mobil bias bermaksud mengatakan:

a. Ma, itu mobil

b. Ma ayo kita ke mobil

c. Aku mau ke mobil

d. Aku minta (mainan) mobil

e. Aku nggak mau mobil

f. Papa ada dimobil, dsb

Pragmatis

Pragmatik adalah studi tentang penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan orang lain dalam masyarakat yang sama (Ninio dan Snow, 1989:9). Pragmatik bukan merupakan komponen keempat (di samping fonologi, sintaksis, dan leksikal) pada bahasa tetapi memberikan perspektif yang berbeda mengenai bahasa. Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertama-tama dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah. Dari sini bayi akan belajar bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia menangis sehingga kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu buatnya.

Penggunaan pengetahuan bahasa pragmatik terlihat jelas ketika anak usia 4 tahun menginginkan mainan yang sedang digunakan anak lain. Pesan ini mungkin dikomunikasikan dengan beragam cara, menggunakan tingkat nada, kerasnya, dan tempo serta perilaku nonlisan yang berbeda-beda:

a. Ini punyaku (merebut mainan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun