Mohon tunggu...
Said Welikin
Said Welikin Mohon Tunggu... lainnya -

Saya seorang wartawan di Makassar. Prinsip hidup, berusaha memberikan yang terbaik. Email: saidwelikin@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

“Surga” Ada di Teluk Laikang

4 Juni 2013   19:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:32 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13703482251775691616

TELUK LAIKANG di Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, memiliki keindahan yang luar biasa, karena pasirnya putih dan dihiasi tanaman mangrove.Dengan berkunjung ke Teluk Laikang, Anda akan menikmati suasana alam yang damai dan tenang, serta akan mendekatkan diri pada alam itu sendiri dan menyatu dengannya. (Foto: Muhammad Said Welikin/Tabloid Lintas) ------------------------------------------------------------ “Surga” Ada di Teluk Laikang Oleh: Muhammad Said Welikin (Wartawan Tabloid Lintas) Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupimu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupmu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Entah kapan dan dari daerah mana, keindahan dan kekayaan laut di Nusantara tercinta ini, yang menjadi faktor pemicu, sehingga tercipta syair lagu Kolam Susu ciptaan Koes Plus, yang populer di awal tahun 70-an. Boleh jadi Koes Plus ketika itu, belum menginjakan kaki di Butta Panrannuangku Takalar,apalagi melihat dan merasakan langsung keindahan pantai pasir putih, serta kekayaan potensi ekosistem laut Teluk Laikang dengan Tanjung Puntondo-nya, di Kecamatan Mangarabombang. Warga Kota Makassar yang nyaris tak pernah tenang dan mudah stres, karena selalu diperhadapkan dengan berbagai masalah, seperti kemacetan arus lalu-lintas, perlu mengunjungi Teluk Laikang yang berjarak hanya 67 Km dari Kota Makassar. Dengan berkunjung ke Teluk Laikang, Anda akan menikmati suasana alam yang damai dan tenang, serta akan mendekatkan diri pada alam itu sendiri dan menyatu dengannya. Desiran ombak yang tenang dan alam pedesaan yang kental budaya lokal, rumah panggung berjejer sepanjang jalan yang ramah lingkungan seirama dengan alam. Pada sore hari, anda akan mendengar suara kicauan burung, juga menyaksikan burung-burung saling bercengkrama. Selain itu, anda akan melihat anak nelayan mendayung sampannya menuju Sero Bila mengambil ikan, semuanya merupakan simfoni keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Jangan pernah mengaku sudah ke Takalar, kalau belum menginjakkan kaki di Teluk Laikang, menyaksikan keindahan pantai pasir putih yang dihiasi pohon mangrov, yang panjangnya kurang lebih 10 Km. Terhampar mulai dari Desa Punaga, Dusun Laikang, Dusun Boddia yang berhadapan langsung dengan selat Makassar, hingga sebagian Dusun Boddia dan Dusun Puntondo yang berhadapan dengan Laut Flores. Atau bagi anda yang punya hobi diving atau menyelam datang saja Teluk Laikang, lautnya biru dan jernih tempat endemic jutaan kuda laut. Bagi anda yang tidak bisa menyelam namun ingin menyaksikan kehidupan dalam laut, maka bisa bersama keluarga menyewa boat milik LSM PPLH(Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Puntondo, dengan alas dari kaca untuk pengamatan bawah laut. Subhanallah Sore hari Jumat (3/5), saya mendapatkan penjelasan dari Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Drs Ahmad Rivai MSi di rumahnya, tentang berbagai potensi Teluk Laikang, yaitu daerah endemic kuda laut, penyu, dan kadang-kadang juga muncul ikan lumba-lumba dalam jumlah banyak. Menurut Rivai, hal itu disebabkan di pesisir Laikang terjadi pertemuan arus, antara Selat Makassar dan Laut Flores, namun untuk mendapatkan informasi lengkap tentang potensi Teluk Laikang, Rivai meminta saya menghubungi salah satu tokoh Laikang, Muh Kasim SKel. Sore itu juga saya menuju Teluk Laikang yang berjarak 27 Km dari pusat kota Takalar. Walaupun sebagian besar jalannya rusak, namun demi mendapatkan data lengkap dari narasumber yang kompeten, saya tetap ke Teluk Laikang. Saat bincang-bincang di rumahnya, Kasim yang sarjana ilmu kelautan Unhas, tahun 2003, mengatakan, terumbu karang di Teluk Laikang tergolong indah dan tidak banyak daerah pesisir di Sulawesi Selatan yang memiliki terumbu karang, sehingga siapa saja yang punya hoby menyelam, silakan datang saja menyaksikan alam bawah laut Teluk Laikang. Sekadar informasi, alam bawah laut Teluk laikang dihiasi kurang lebih 23 jenis terumbu karang dan berbagai jenis ikan serta biota laut. Kemudian dari 12 jenis lamun yang ada di Indonesia, tujuh jenis lamun ada di Teluk Laikang. Mengenai biota laut, ada beberapa di antaranya yang punya nilai ekonomi tinggi, di antaranya kepiting rajungan, kepiting bakau, kepiting batu, kerang hijau, kerang abalone, dan kerang biasa. Sewaktu mendengar cerita yang cukup bersemangat dari Kasim tentang potensi Teluk Laikang, tak terasa sang surya sudah condong ke barat dan hendak masuk ke peraduannya. Dalam hati kecil, saya mengucapkan “Subhanallah (maha suci Allah), dengan segala kekayaan-Nya.” Laboratorium Alam Menurut Kasim, kalau di tempat lain hanya ada teluk, akan tetapi tidak memiliki tanjung, atau sebaliknya memiliki Tanjung tetapi tidak ada teluk, maka Laikang memiliki keduanya. Kemudian bagi pengunjung yang bosan melihat hutan mangrove dengan segala biota yang hidup di dalamnya, bisa memanfaatkan sampan nelayan meyaksikan tebing kapur yang tingginya kurang lebih 12 meter, terbentang dari utara sampai barat laut Teluk Laikang. Dan tak kalah dasyatnya karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat Butta Panrannuangku Takalar, yaitu adanya laboratorium alam. Sesuai hasil penelitian Badan Riset Perikanan Laut dan Air Payau Maros, Teluk Laikang sangat cocok untuk dijadikan Pusat Pembibitan Rumput Laut Nasional, karena bisa ditanami rumput laut sepanjang tahun, sementara di tempat lain dalam setahun, hanya beberapa bulan saja musim tanam. Potensi Teluk Laikang di bidang pembibitan ini, walaupun dilakukan secara tradisional, namun sejak tahun 2009,  masyarakat sudah mensuplai bibit rumput laut jenis euchema cattonii ke berbagai wilayah. Ada pun wilayah yang pernah dapat disupley bibit yaitu, Majene sebanyak 4,5 ton tahun 2009, Bali 300Kg tahun 2010, Pulau Seribu 400 Kg tahun 2011, Konowe 150 kg tahun 2012. Khusus untuk Bantaeng, sejak tahun 2012 mereka meminta 60 ton, namun baru bias dipenuhi 30 ton tahun 2013 ini. Rumput laut jenis calerya (lawi-lawi) juga berkembang pesat di Teluk Laikang dan bisa memenuhi kebutuhan pasar tradisional. “Semua potensi ini kalau dikelola secara terpadu, maka masyarakat pesisir di Laikang bisa lebih meningkat kesejahteraannya,” kata Kasim. Semua Ada di Laikang Semua keindahan, baik di pinggir pantai maupun keindahan dalam laut, merupakan karya Maha Agung Pencipta alam semesta yang dititipi, kepada masyarakat Butta Panrannuangku  untuk dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan. Sayangnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Takalar, belum atau tidak melihat itu sebagai potensi wisata bahari sekaligus wisata pendidikan lingkungan hidup yang amat luar biasa. Kalau dikelola dan dikemas secara profesional, maka bukan hanya wisatawan lokal atau wisatawan regional, bahkan wisatawan mancanegara, megunjungi Teluk Laikang. Mereka tidak harus menempuh jarak kurang lebih 197 km ke Pantai Bira Bulukumba, hanya untuk menikmati pasir putih, sementara pantai Laikang jauh lebih indah, pasirnya lebih putih. Dan tidak kalah penting menjadi tujuan wisata pendidikan lingkungan hidup, bagi seluruh anak didik di Sulawesi Selatan dan daerah lain di Indonesia. Semua potensi ada di Laikang, tinggal bagaimana mensyukuri dengan cara mengelola untuk kemaslahatan masyarakat banyak , dan menjaga agar tetap lestari demi anak cucu kita di kemudian hari. Seperti sering disampaikan para ustadz di atas mimbar, barang siapa pandai bersyukur, maka Allah SWT melipat-gandakan nikmat-Nya. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun