Mohon tunggu...
Sahyoni
Sahyoni Mohon Tunggu... Pengajar dan Pemerhati Sosial

Rakyat Badarai

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Dangdut Jadul: Nostalgia dan Validasi Outfit Lawas

13 Februari 2025   06:38 Diperbarui: 14 Februari 2025   15:23 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tangkap layar fleyer resmi dari event OM Lorenza di Jepara via Kompas.com

Beberapa hari ini belakangan viral pertunjukan dangdut jadul yang membuat suhu-suhu skena jaman 70-80an kembali bersemi. 

Om Lorenza Musik adalah group musik yang sukses menyita perhatian para pecinta musik lawas sekaligus masyarakat Indonesia umumnya. Mengusung konsep jadul ternyata membawa "gairah" baru bagi para penikmat dangdut dan memberi variasi baru dalam kancah musik tanah air. Di balik viralnya group musik ini ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung; politik, nostalgia, dan jati diri.  

Beberapa minggu belakangan, tensi politik tanah air agak sedikit menghangat. Mulai dari isu pagar lautan, efisiensi dana kementerian, hingga urusan elpiji 3 kg. Akibatnya, banyak masyarakat awam yang tiba-tiba menjadi "ahli" dadakan. 

Saat nongkrong di warung, mereka berdebat sengit, ada yang membawa data hasil pencarian Google, ada juga yang hanya mengandalkan frasa "kata orang, katanya". Perdebatan ini sering kali berujung pada otot leher yang menegang dan kadar kolesterol yang naik, terutama bagi mereka yang punya riwayat asam urat. 

Tak jarang, suasana panas ini bahkan terbawa hingga ke tempat kerja, menyebabkan stres ringan dan sedikit migrain. Karena itu, rakyat---terutama para pecinta dangdut---perlu mencari cara untuk merilekskan diri. 

Salah satu alternatif murah, merakyat, dan menyenangkan adalah menyaksikan pertunjukan Om Lorenza Musik. Apalagi saat lagu Tambal Ban mulai bergema dengan irama yang ceria dan lirik yang sangat khas. 

Tak butuh waktu lama, penonton pun mulai mengeluarkan jurus goyangan maut mereka. Sejenak, semua permasalahan pelik tentang ekonomi, politik, dan keuangan yang tadi mereka pikirkan pun "tenggelam" dalam alunan musik lawas. 

Tubuh pun otomatis melepas hormon dopamin, membuat suasana hati lebih bahagia dan tubuh lebih rileks. Karena kadang, solusi terbaik dari hiruk-pikuk dunia bukanlah debat kusir, melainkan sekadar menikmati musik dan bergoyang sepuasnya.

Orkes Dangdut Jadul (Sumber: Kamedia.id)
Orkes Dangdut Jadul (Sumber: Kamedia.id)

Nostalgia masa lalu menjadi alasan utama di balik viralnya lagu jadul ini. Generasi 70-an dan 80-an---dengan ciri khas celana cutbray dan status sebagai suhu skena Indonesia---barangkali mulai merasa jenuh dengan musik zaman sekarang yang cenderung kurang bermakna. Musik masa kini lebih banyak menonjolkan gerakan tubuh ketimbang kualitas suara penyanyi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun