Mohon tunggu...
sudjud Sahwi
sudjud Sahwi Mohon Tunggu... Freelancer - Semua sudah jelas kenapa harus minta penjelasan lagi ...silakan pikir sendiri
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Cancer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tinggal Ampasnya

6 Juli 2020   18:01 Diperbarui: 6 Juli 2020   18:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lhan pertanian disulap latihan Voley ( dokpri)

 dBrata_isaat Petani mebutuhkan Bantuan dari Para petinggi untuk mulai mengarap sawahnya , mereka membutuhkan sarana dan prasarana Pertanian mulai jalan yang harus dapat dilewati karena  galengnye terlalu sempit . dan pera Petani melakukan Kumpul bersama untuk penyelenggaraan  Koperasi Tani, dimana para petani bisa menyimpan Hasil pertaniannya melalui lumbung pati. hal program penimbunan Pangan itu berantakan di tengah rencana ,.masalahnya dengan datangnya teknologo tleser , boduser para petani setelah panen kebanyakan Menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak.  apalagi banyaknya program pertanian yang diduga disel;ewengkan anggatannya Oleh kelompok tani. dengan alasan kebutuhan kelompok tani para pimpinan kel;ompk melakukan transaksi ;tertutup dengan tengkulak dengan jalan Ijon, dan melakukan peminjaman modal KUR ke BRI.  di beberapa desa  Program pertanian tidak sedikit yang diselewengkan , dimana Bantuan pupuk juga diselwengkan dan petani selalu menjadi cucuk lampah adanya sekina banyak proram terpadu yang diberdayakan permodalannya  , namnun sayang kembali petani dimanfaatklan para pimpinan kelompok mengatasnamakan kelompok lagi. 

Bantuan petani disabot ditengah jalan  distribusi  , lantas diperjual belikan grosir toko pertanian dan dijual dengan harga dua kali lipat. Hal itu tentu sangat menguntungkan pemodal kapitak dan toko Grosir ganda  alat dan bahan pertanian. dimana kebutuhan akan alat dan kebutuhan bibit maupun perlengkapan lainnya melonjak naik , namun petani tak memiliki nilai tawar terhadap hasil pertanian yang dihasilkannya. dugaan lain para [etani dicatut Oleh begbagai fihak untuk mengajukan proposal bantuan kepada dinas terklait , namun bantuan bantuan itu lagi salah sasaran , di koptasi oleh ketua kelompok tani dan perangkat desa   beberapa Pupuk dan alat bantuan pemerintah dijual kepada pihak ketiga dan swasta . serta keuntungan dinikmati oleh segelintir orang saja . Modus ini selalu dilakukan Para Pimpinan kelompok tani yang diduga terdiri dari beberapa orang berpenbgaruh di Desa setempat . dinataranya penyelewengan anggaran pertanian  yang selama ini nyaris tidak terdengar dan terdata , karena banyaknya pembacjong Program mengatasnamakan Program , namun kenyatannya Hanya untuk keuntungan dirinya serta keluarganya . betapa banyak bantuan pertanian seperti Pupun maupun benih serta alat pertanian yang digelapkan , serta raib tak tentu arahnya dan dikemanakan , sedangkan haraoan  pemerintah agara dengan bantuan alat itu pertanian lebih maju ternyata dibisniskan Oleh seseorang perorangan ..parah .( opini den Bratas)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun