Mohon tunggu...
sahrul pora
sahrul pora Mohon Tunggu... Lainnya - pegiat rumah baca komunitas

mahasiswa ilmu pemerintahan universitas muhammadiyah yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politisi Karbitan dalam Lingkaran Dinasti Politik

2 April 2020   00:07 Diperbarui: 2 April 2020   00:11 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia sebagai negara yang menggunakan system demokrasi, maka kebebasan untuk melibatkan diri dalam kehidupan politik merupakan hak bagi seluruh warga Negara. Tak perduli siapapun yang tersebut memiliki pengetahuan politik ataupun tidak. Dengan alasan itu sehingga banyak jabatan-jabatan dalam institusi politik di indonesia, juga diisi oleh orang-orang yang tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman politik yang mumpuni. 

Padahal menurut Willy Purna Samadhi, kemampuan untuk mengakses jabatan politik di lembaga publik maupun partai politik seharusnya didukung oleh kapasitas yang dimiliki oleh aktor politik.

Fenomena lahirnya politisi karbitan kalam kehidupan politik Indonesia memperlihatkan kecenderungan yang semakin meningkat, baik pada pemilihan anggota legislatif  maupun kepala daerah. Tampilnya para politisi karbitan dalam kontestasi politik indonesia, diyakini memiliki hubungan yang kuat dengan kekuasaan. 

Mereka yang memiliki hubungan dengan pemegang kekuasaan baik sebagai saudara, anak, istri, dan teman, akan mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi seorang politisi tampa harus memiliki pengalaman politik bahkan prestasi. Menurut Ari Dwipayana, seorang dosen ilmu politik UGM, Tren politik kekerabatan itu sebagai gejala neopatrimonialistik. Benihnya sudah lama berakar secara tradisional. Yakni berupa sistem patrimonial, yang mengutamakan regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis, ketimbang merit system dalam menimbang prestasi.

Politisi karbitan dapat dimaknai sebagai orang-orang yang belum punya pengalaman dan juga pengetahuan politik apapun, namun dipaksakan untuk menjadi anggota legislatif maupun eksekutif.. 

Dalam logika demokrasi substansial, mereka yang tampil dalam kontestasi politik seharusnya punya pengalaman dan pengetahan politik yang memadai, sehingga dapat bertindak sebagai actor perubahan dalam kehidupan masyarakat. Mempunyai pengalaman dan Pengetahuan tentang politik yang seharusnya menjadi alasan mendasar orang berani ambil bagian sebagai pembuat kebijakan (kepala daerah, anggota DPR) ternyata tidak terlalu penting bagi para politisi karbitan.

Politisi karbitan merupakan mereka yang tidak pernah melalui karir politik dari bawah, tetapi menikmati kesuksesan menjadi seorang politisi dengan bermodalkan popularitas, banyak uang dan kedekatan dengan kekuasaan.  Kehadiran para artis, pemuka agama, pengusaha, dan anak pejabat pada jabatan-jabatan politik di Indonesia bisa kita jumpai akhir-akhir ini. 

Tentu, menjadi politisi merupakan hak dari setiap warga Negara karena itu dijamin oleh konstitusi. Namun yang dikhawatirkan dari kehadiran para politisi karbitan ini, justru semakin meminggirkan orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman politik yang mempuni untuk menjadi pejabat publik.

Situasi politik Indonesia hari ini menjadi alasan yang yang tidak berlebihan, ketika kita harus meyakini bahwa pengalaman maupun pengetahuan tentang politik  tidak terlalu penting untuk menjadi anggota DPR maupun kepala daerah. Keadaan seperti diyakini akan mereduksi keinginan banyak orang yang memiliki pengetahuan yang memadai untuk bisa terlibat sebagai pembuat kebijakan public .

Banyak anggota DPR dan kepala daerah di indonesia sekarang ini adalah mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan petinggi partai politik, mantan kepala daerah dan kepala daerah yang masih aktif. Menurut analisa penulis, kehadiran para politisi karbitan pada lembaga politik di Indonesia  sangat kuat dipengaruhi oleh praktik dinasti politik. 

Popularitas dari orang tua, dijadikan sebagai kekuatan untuk mereka tampil dalam kontestasi politik electoral. Harus kita katakan secara jujur bahwa, Kecenderungan untuk terus berkuasa dapat dijadikan sebagai alasan dalam menjelaskan kehadiran dari para politisi karbitan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun