Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Latahnya Televisi Indonesia Mengadopsi Acara TV Asing, Masih Layak Sebagai TV Nasional?

6 September 2014   01:30 Diperbarui: 4 April 2017   18:25 5126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover The Rising Star Indonesia (image/rcti.tv)

[caption id="" align="aligncenter" width="574" caption="Cover The Rising Star Indonesia (image/rcti.tv)"][/caption]

Akhir-akhir ini selera penggemar acara televisi sedang mengarah pada sinetron atau serial televisi. Setelah setahun lalu, penonton televisi lebih menyukai reality show daripada mengikuti kisah pemeran-pemeran sinetron yang dibungkus dalam ratusan episode, tahun ini Sinetron kembali bergaung di televisi Tanah Air. ANTV menjadi stasiun televisi sukses mendongkrak popularitas serial televisi melalui beberapa judul mega serial Bollywood yang ditayangkan setiap malam. SCTV tak kalah garang dengan Sinetron ala sekuel Film Twilight yang di-remix bentuk serial televisi berjudul Ganteng-Ganteng Serigala. Kemudian ada sinetron Nikah Yuk di RCTI yang disebut mengadopsi drama serial dari negeri Ginseng, Korea Selatan. Ketiga stasiun televisi swasta nasional ini menjadi stasiun tv paling populer saat ini yang menjadi pusat hiburan bagi pecinta sinetron di Indonesia. Hal ini sekaligus menjadikan ketiganya sebagai pemuncak rating dan share program televisi.

Kemunculan mega serial Bollywood di ANTV mungkin menjadi program acara televisi paling fenomenal tahun ini. Bagaimana tidak, Melalui mega serialnya Antv sukses menawarkan wajah-wajah baru dan pengalaman menonton serial televisi bagi pecinta sinetron. Megahnya scene demi scene yang ditampilkan dalam cerita kolosal Mahadewa, Mahabrata dan yang lainnya sukses membuat penonton terpukau dan didukung oleh pemeran-pemerannya yang rupawan. Maka walaupun dalam satu malam, ANTV menayangkan lima mega serial sejenis secara berurutan penonton tetap saja setia mengikuti alur cerita yang biasanya hanya ditayangkan 30 menit saja. Belum lagi acara lainnya di Antv yang menayangkan program tv asing seperti Marsha and The Bear, animasi Mr. Bean, Scooby Doo dan lain sebagainya. Sehingga program acara di televisi ini tampaknya didominasi oleh program asing khususnya Bollywood.

Tak hanya Antv, Sctv atau Rcti, MNC Tv yang sesaat lagi akan berganti nama menjadi TPI pun tak mau kalah. Jika sebelumnya MNC TV sukses dengan serial animasinya Upin Ipin, kini muncul lagi animasi sederhana dari negeri Jiran yang tayang di televisi ini bercerita tentang dongeng-dongeng zaman dulu. Animasi sederhana ini pun harus dari Negeri Jiran! Lalu Global Tv dan Rajawali Tv yang berlomba menayangkan drama Korea juga melengkapi deretan acara televisi nasional bermaterikan Tayangan Asing.

Selain sinetron atau animasi, Televisi Indonesia juga sangat suka mengadopsi acara pencarian bakat (Talent Search) yang diadakan di Amerika atau Eropa. Rasanya tak ada satu pun talent search populer di Hollywood yang tidak diadopsi oleh pelaku televisi Indonesia. Tak heran, dari puluhan acara pencarian bakat di Tanah Air sangat susah menyebut satu program asli buatan tim kreatif Televisi Indonesia. Indonesian Idol, X Factor Indonesia, Indonesia’s Got Talent/Indonesia Mencari Bakat, The Voice Indonesia, Masterchef Indonesia, The Master Indonesia, Miss/Putri Indonesia semuanya adalah acara adopsi dari luar. Menayangkan tata panggung yang sama megahnya dan tentu saja kualitasnya tak sama, stasiun televisi ini dengan bangga berlomba menjadi yang pertama menayangkan program asing di Tanah Air. Plagiat terselubung ini dilakoni stasiun televisi Tanah Air selama beberapa tahun terakhir. Seakan tak ada ide baru anak negeri, stasiun televisi lebih percaya sebagai ‘pengikut’ saja dengan membayar lisensi program kepada warga asing.

Salah satu acara yang paling terbaru, hasil ‘contekan blak-blakan’ dari program televisi luar negeri adalah The Rising Star Indonesia. Program reality show pencarian bakat bernyanyi ini ditayangkan oleh RCTI hanya berselang tiga bulan dari tayang perdananya di U.S. Acara yang pertama kali diproduksi di televisi Israel ini tayang perdana di stasiun tv ABC Amerika Serikat pada 22 Juni 2014 dan baru memasuki minggu final pada 24 Agustus 2014. Belum jelas sukses atau tidak penyanyi yang lahir dari kontes ini, tiba-tiba RCTI langsung menayangkan dengan menambahkan embel-embel Indonesia di belakang judul asli. Kini, The Rising Star Indonesia telah hadir di RCTI sedang memasuki minggu Live audition. Semua format mengikuti format versi asli kecuali Pengisi acaranya yang berbeda. Mendapuk Boy William sebagai pembawa acara, jadilah program ini dihiasi bahasa gado-gado, Inggnesia (Inggris-Indonesia). Jika pernah menonton Breakout di NET TV yang dibawakan pria ini maka Anda jelas tak akan menyukai jalannya acara yang serba belepotan. Inggris tanggung, Indonesia apalagi.

Di meja juri yang disebut Expert hadir tak kalah ‘Bule’ dari Boy, yakni Milane Fernandez. Untungnya Milane yang cantik ini dan belum ada prestasi mentereng di dunia musik Indonesia masih fasih berbahasa Indonesia dan enak didengar. Lalu ada stok juri RCTI seperti Bebi Romeo, Ahmad Dhani (Lagi), Lilo, Judika, Andien. Acara ini pun seringkali dibanding-bandingkan jurinya dengan X Factor Indonesia, mungkin saking nafsunya agar meraup kesuksesan yang sama. Entah sudah berapa kali Fatin dan Novita Dewi disebut-sebut di acara ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Panel juri suatu episode (image/jawapos.com)"]

Panel juri suatu episode (image/jawapos.com)
Panel juri suatu episode (image/jawapos.com)
[/caption]

Berbeda dengan Indonesian Idol dan X Factor Indonesia yang langsung mendapat perhatian serta menjadi topik pembicaraan sejak awal tayang di televisi, The Rising Star tak bergaung sedikit pun. Dengan panggung serbamewah dan banyaknya penyanyi di panel juri ternyata tak berhasil menarik banyak penonton. Maklum saja, penonton televisi lagi terbius serial Bollywood! Bisa diprediksi, acara ini mungkin akan bernasib sama dengan Indonesia’s Got Talent 2014 yang juga tutup buku diam-diam padahal dijurii oleh seorang Anggun C Sasmi.

Gemarnya stasiun televisi Tanah Air mengadopsi acara luar negeri menjadi cerminan betapa bangsa ini memang tak mampu menunjukkan jati diri/kreativitas bahkan di negeri sendiri. Entah kapan berujung, yang pasti hingga sekarang tak ada stasiun televisi yang benar-benar berani unjuk gigi dengan ide acara yang mampu mencuri perhatian dunia. Secara tak langsung televisi Tanah Air juga tengah ‘dijajah’ oleh program acara luar dalam pertarungan ide kreatif. Jika pun ada ide asli, tim kreatif televisi Indonesia hanya bisa mengumbar sensasi dan sinetron dengan skenario dapat ditebak. Acara gosip mungkin menjadi program asli mereka selain Joged-joged dan Kesurupan di televisi.

Tentu saja kita yakin bahwa masih sangat banyak anak bangsa yang kreativitasnya tinggi dan mampu menciptakan ide-ide orisinil untuk sekedar program tayangan televisi. Sayangnya pemilik media saja yang mungkin tak memberi kesempatan bagi mereka untuk berkarya. Selain karena tak berani membuat terobosan baru, stasiun televisi lebih menyukai hal instan dengan menayangkan program asing tanpa usaha yang lebih keras. Sehingga dalam dunia kreatif pun, bangsa kita hanya menjadi peniru dan pengikut saja. Entah sampai kapan! Mungkin sampai Penulis memiliki stasiun televisi suatu saat nanti, Amin!! Hehe..

Selamat berakhir pekan saudara-saudara!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun