Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"A Man Called Ahok", Air Mata dan Perjuangan Berperikemanusiaan

8 November 2018   18:41 Diperbarui: 9 November 2018   13:50 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daniel Mananta saat ditemui KOMPAS.com usai jumpa pers peluncuran teaser Film A Man Called Ahok di Metropolle XXI, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2018). (KOMPAS.com/IRA GITA)

'Saya tidak pernah takut kalah, saya hanya takut jika salah'

Kalimat ini mungkin terdengar sederhana, namun maknanya sungguh luar biasa menginspirasi. Kalimat ini menjadi satu dari sekian banyak dialog yang sarat akan makna dan mampu menjadi kutipan-kutipan inspirasi penyemangat siapapun yang menonton film A Man Called Ahok.

Setelah merilis trailer dua bulan lalu di Youtube, film ini memang diprediksi akan sukses mengobati rasa rindu kita terhadap sosok Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Benar saja, per hari ini layar lebar Indonesia kembali dihiasi film biopik yang kali ini mengangkat sosok fenomenal, Ahok. Lalu bagaimana performanya?

Plot

Film biopik yang diangkat dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Rudi Valinka ini merupakan kilas balik kisah hidup Ahok dan perjuangannya menggebrak kebobrokan sistem yang memaklumi tradisi curang, korupsi hingga pelajaran mengasihi sesama.

Cerita dimulai dari Ahok kecil yang memang sudah dididik menjadi anak tekun dan berprinsip jujur oleh ayahnya Kim Nam. Walau lahir dari keluarga berkecukupan dan terpandang di desa Gantung, Belitung Timur, Kim Nam selalu mengajari anak-anaknya untuk hidup seadanya dan memperdulikan sesama. Jadilah rumah mereka menjadi posko bantuan yang selalu menjadi tempat masyarakat Gantung untuk meminta tolong. 

Ayah Ahok yang sangat dermawan memang mendapat respek dari seluruh warga Gantung, namun di saat bersamaan Kim dililit hutang karena kecintaannya membantu sesama. Hingga mengancam usaha tambang miliknya akan kebangkrutan, terlebih adanya oknum yang bekerja sama dengan penguasa Belitung yang selalu memeras dan memaksa upeti dari Kim.

Di masa- masa genting seperti ini, Kim tak jemu-jemu tetap menolong orang-orang susah di desanya. Kim selalu memikirkan masyarakat yang susah dimana tak seberuntung anak-anaknya. 

Hingga Ia juga menaruh harapan besar terhadap anak-anaknya kelak jika besar selalu membantu orang yang susah. Kim berharap Ahok menjadi dokter agar bisa mendirikan Rumah Sakit Gratis di desanya. Sedikit bertentangan, Ahok malah memiliki pandangan lain, Ia ingin mengembangkan tambang ayahnya, hingga mengambil pendidikan ekonomi.

Foto: Portaltiga(dot)com
Foto: Portaltiga(dot)com
Kim Nam yang berpendirian kuat ini tentu saja menentang keinginan Ahok. Hingga muncul sedikit konflik di antara ayah dan anak ini. Walau demikian, Ahok tetap ingin mewujudkan semua mimpi ayahnya yang kesehatannya juga mulai  termakan usia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun