Mohon tunggu...
Sahrila Alwi
Sahrila Alwi Mohon Tunggu... Guru - Seseorang yang suka belajar banyak hal

seseorang yang suka menambah wawasan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi_Modul 3.1.A.9 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

14 September 2021   17:50 Diperbarui: 14 September 2021   17:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Inilah sebuah kata bijak yang indah dan inspiratif :

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)-Bob Talbert

Menurut pandangan bapak filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidik adalah seorang penuntun yang dapat menuntun tumbuh kembangnya anak didiknya sesuai dengan kodrat dan iradat yang dimiliki sang anak agar mereka memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang anak manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Berpijak pada pandangan KHD tersebut dapat dimaknai bahwa guru sebagai penuntun akan selalu melakukan hal-hal yang menjadi tauladan bagi anak didiknya sehingga dapat mencerminkan akhlak mulia sebagai pemimpin pembelajaran yang selalu berpihak pada murid. 

Untuk itu Filosofi Pratap Triloka yang diajarkan oleh KHD haruslah ada dalam diri seorang guru, yaitu: Ing Ngarso Sun tulodo yang berarti guru sebagai suri tauladan baik dari sikap maupun pola pikirnya , Ing Madya Mangun Karsa yang berarti guru sebagai inspirator dan motivator bagi anak didiknya, dan Tut Wuri Handayani berarti guru sebagai motor penggerak untuk selalu mendorong anak didiknya untuk berkembang sesuai potensi yang dimilikinya, begitupun dalam pengambilan keputusan. 

Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang guru yang selalu berpihak pada murid serta mengutamakan kepentingan murid merupakan budaya positif yang dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, dan hal ini merupakan awal yang baik bagi murid untuk berani menyampaikan ide dan keputusan-keputusan atas permasalahannya sendiri dengan penuh kerelaan tanpa ada campur tangan dari siapa pun juga.

Untuk itu agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan maka tidak terlepas dari nilai dan peran yang harus dimiliki oleh seorang guru, seperti nilai kejujuran, tanggung jawab, keikhlasan, disiplin, gotong royong dan masih banyak nilai lainnya. Sebagai Guru Penggerak, ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Dalam menjalankan peran sebagai guru, ada kalanya guru dihadapkan dalam situasi yang mengandung dilema etika dan bujukan moral. 

Dilema etika merupakan sebuah situasi dilematis yang terjadi ketika seseorang harus memilih antar dua pilihan. Di mana kedua pilihan benar secara moral, tetapi bertentangan. Sedangkan Bujukan moral adalah sebuah situasi ketika pendidik harus memilih keputusan benar atau salah. Di sinilah peranan guru sebagai pengambil keputusan yang berpihak pada murid. Ketepatan dalam pengambilan keputusan sebagai kunci untuk menentukan arah dan tujuan pembelajaran serta menciptakan lingkungan belajar yang positif, kondusif dan menyenangkan.

Dari pengalaman kita bekerja pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun