Mohon tunggu...
Sahista Achadiarrohma Fajria
Sahista Achadiarrohma Fajria Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Departemen Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga

Mahasiswa Departemen Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Korupsi dan Kebudayaan dari Sudut Pandang Sastrawan

2 Desember 2020   08:46 Diperbarui: 2 Desember 2020   09:15 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : Sahista Achadiarrohma Fajria

Ajip Rosidi yang kerap disapa Kang Ajip merupakan sastrawan yang lahir di Jatiwangi, Majalengka pada 31 Januari 1938. Karya tulisnya yang telah dipublikasi sangat banyak. Salah satu karyanya yaitu buku dengan judul “Korupsi dan Kebudayaan”. Dalam buku tersebut, ia menuangkan segala pemikirannya terkait korupsi dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Ketertarikannya dalam mengangkat judul tersebut bermula ketika ia pulang dari Jepang setelah 22 tahun lamanya ia tinggal di Jepang.  

Meskipun konteks dari bukunya yang berjudul korupsi dan kebudayaan membahas berbagai macam hal, namun semua yang dijelaskan olehnya tetap terfokus dan berkaitan dengan tindak korupsi yang ada di negeri ini. Dewasa ini, jarang sekali penulis yang mengangkat tema korupsi dan kebudayaan. Pada tahun 2014, Ajip Rosidi menuangkan segala pemikirannya terkait dengan korupsi dan kebudayaan di bukunya. Ia memaparkan Bahwa korupsi mulai menggila. Pada masa kini, korupsi dianggapnya sebagai gejala yang berakar pada watak dan perilaku. Pada zaman kerajaan nusantara, perpecahan yang timbul dari dalam diri kerajaan atau pemberontakan yang ada dalam memperebutkan takhta kerajaan melibatkan kerabat kerajaan sepanjang sejarah kerajaan atau kesultanan yang ada di seluruh Nusantara. Ditinjau sebagai periode awal yang menciptakan mentalitas budaya korup yang mementingkan upaya memperkaya diri atau golongan daripada menjaga keutuhan masyarakat bangsa dan negara.

 Menurut Ajip Rosidi, korupsi merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh bangsa kita. Ia menilai bahwa korupsi bukan hanya sebagai tindak pidana kriminal. Dari sudut pandangnya, korupsi merupakan perilaku yang secara dahsyat dapat membentuk karakter serta perilaku masyarakat, dan dapat membentuk nilai-nilai hidup yang mendasarinya akibat proses pembiaran oleh masyarakat di sekitarnya. Menurutnya, perilaku korup lebih luas daripada tindak kriminal korup. Ia mengibaratkan perilaku korup seluas Jawa, sedangkan tindak pidana korupsi seluas pulau seribu. Ia pun menambahkan bahwa satu-satunya kebudayaan Indonesia adalah budaya korupsi. Hal tersebut pernah disebutkan oleh Bung Hatta pada awal tahun 1970-an, “Korupsi sudah menjadi kebudayaan bangsa kita.”

 Selain perihal korupsi, Ajip Rosidi juga menuangkan pemikirannya tentang Kebudayaan. Ia  mengatakan bahwa jika ada seorang pejabat Negara Indonesia berbicara tentang kebudayaan bangsa, tidak sedikit dari mereka yang membanggakan candi Borobudur, Prambanan, musik gamelan, dan berbagai warisan budaya nenek moyang berabad-abad yang lalu. Jarang ada yang menyebutkan karya-karya para seniman kontemporer, entah karena mereka tidak mengetahuinya, entah karena hanyalah karya kontemporer yang tidak dapat di banggakan. 

Ia menyimpulkan bahwa sampai saat ini agaknya pemikiran tentang kebudayaan di Indonesia tidak berkembang sesuai dengan kebutuhan. Di kalangan para politisi yang sering terlibat dalam penyusunan undang-undang atau peraturan yang menyangkut masalah kebudayaan, tidak nampak ada yang memiliki wawasan yang luas dan dalam mengenai kebudayaan.  

Bahasa yang digunakan oleh Ajip Rosidi dalam bukunya sangat membumi, sederhana dan mudah dipahami. Rangkaian kata, pemikiran, dan sarkasme yang ada  dalam buku ini sangat menampar keadaan yang ada pada saat ini. Isi dari buku ini mengajak kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mengerti lebih dalam tentang korupsi dan bahaya dari korupsi, ia pun menyeru kita sebagai masyarakat Indonesia untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan kita.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun