Mohon tunggu...
Sahat Marihot Tua Silaen
Sahat Marihot Tua Silaen Mohon Tunggu... Full Time Blogger - _

_

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Setop Overthinking, Mending Merasakan Proses Healing

20 Maret 2021   13:41 Diperbarui: 20 Maret 2021   13:57 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bruno Thethe/pexels.com

Kompasiana sepakat  tidak dengan aku, demikian tahu persis milih beberapa genre musik yang bagus gimana. Entah itu genre pop apa, genre metal apa dan makna yang bagaimana. Musik ini membantu banget dalam hidup. Yang tidak baik yang bagaimana?

Misalnya ialah salah satu tanda "jangan terlalu dengerin apa kata orang lain yang berkata buruk terhadap kita atau kalian dapat menghindari orang yang toxic yang melontarkan komentar negatif di kehidupan nyata". Kata mereka sumbang dan tak perlu didengarkan, bukan! Meskipun demi kebaikan namun sebaliknya dirasa diri sendiri seharusnya mendorong semangat malah merasa khawatir sebagai pemicu utama insecure.

Perlu diketahui bahwa dibenak sendiri memiliki otak, otak sendiri ini difungsikan untuk menyimpan informasi baik bernada negatif maupun positif. Sebenarnya menurut ahli-ahli otak manusia memiliki kapasitas memori sekitar 1 petabyte/ 10 juta gigabyte, namun kebanyakan memori kita isi dengan hal-hal negatif, informasi yang kita dapat ini membuat khawatir merasa insecure sehingga dilanda overthinking.

Kadang apa yang dipikirkan diri sendiri tidak sejalan dengan apa yang dirasakan maupun yang  dilakukan. Hal ini menjadi pundi-pundi tidak berkembang (nope grow mindset), bukan begitu banget maksudnya. Memang kadang mirip seperti Artificial intelligence (AI), ya sob Kompasiana. Tentunya! Disini saya akan memaknai mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan masalah yang dilanda Overthinking.

"Aduh by the way kok gitu sih?". Sehingga  diri sendiri panik dan merasa khawatir, dalam benak dia kok gitu suka ngomingin orang gak jelas hanya bualan saja tidak jelas. Tipenya gak gitu amat, amit-amit deh! So what tindakan yang selalu berulang dan terpikir dalam benak.

Pernah tidak Kompasiana merakan situasi yang selalu tanpa disadari atau ketika semua disekeliling selalu mendapatkan hal-hal negatif yang belum tentu kebenarannya. Contohnya ketika kamu dapat tugas dari atasan untuk target agar diselesaikan sehingga lembur, di situasi Kantor banyak tuh yang ngomongin (kan negatif) dan kerjaan selesai usai lembur. Namun omongan itu masih terbawa sampai sekarang.

"Baiklah, kata pepatah jangan! Terlalu dengerin omongan orang. Belum tentu mereka yang memberi makan"

Model insecure dapat dihubungkan dengan overthinking dikarenakan keduanya memiliki kesamaan yang mendasar sebagaimana yang dirasakan tersebut tentunya Kompasiana. Jangan terlalu mudah menjudge diri sendiri maupun menjudge orang lain.

Apabila Kompasiana pengen "Knowing Every Particular Object" Setelah membacakan artikel ini sampai selesai. Sesungguhnya saya pengen membahas hal-hal mengenai seluk-beluk overthingking yang mana kala sering melanda diri sendiri. Apa yang perlu dipersiapkan untuk menyelesaikan sehingga tidak berdampak negatif terhadap hal yang membuat insecure.

Sudahlah! Overthinking selalu membuat kehilangan langlah demi langkah perjalan yang akan ditindaklanjutkan. Semenjak diri sendiri selalu merasa cemas akan lingkungan negatif  disekelilingnya membuat pikiran di benak dengan raga tidak sejalan.

Tindakan ini seakan-akan hanya omong kosong doang buat diri sendiri, seandainya diri sendiri paham betul hal yang akan terjadi, hal ini akan pendorong maju ke langkah utama yang dituju dengan tepat dan aman tanpa perlu merasakan ke khawatiran. Benaran saya mau milih ini bukan yang milih yang itu. Jangan selalu salah paham dan plin plan akan masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun