Mohon tunggu...
Sahat Marihot Tua Silaen
Sahat Marihot Tua Silaen Mohon Tunggu... Full Time Blogger - _

_

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Setop Overthinking, Mending Merasakan Proses Healing

20 Maret 2021   13:41 Diperbarui: 20 Maret 2021   13:57 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bruno Thethe/pexels.com

Diary 

Tidak perlu memikirkan apapun yang diri sendiri khawatirkan saat ini, hidup memang banyak menawarkan banyak hal yang tidak terduga

Boleh dikatakan aku ataupun Kompasiana pasti sudah pernah mengalami apa yang dimaksud dan berkaitan dengan overthinking yang membuat merasakan dasyatnya kekawatiran akan masa yang akan datang, lalu "bagaimana?". Maka dari itu Kompasiana harus berpikir segala sesuatu yang belum tentu akan dirasakan pada saat itu juga sehingga membuat Kompasiana ataupun aku akan terombang-ambing ke arah anda.

Apabila gangguan ke khawatiran melanda, yang ada dibenak ialah hanya cemas dengan demikian otak mengalami masalah mental. Masalah mental ini salah satu sindrom yang membuat penderitanya cepat kehilangan energi sehingga selalu merasakan khawatir dan tidak berani untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Rasa cemas sering diibaratkan dengan Anxiety, Anxiety ialah salah satu perasaan yang dirasa gelisah maupun gugup. Bukan yang dimaksud tentang semua yang tidak dapat ditanggapi hanya dengan pandangan ego dalam diri sendiri. Aku yang merasakan gangguan obsesif-kompulsif. Aku yang berpandangan akan obsesif-kompulsif. Emangnya apa iya!

Iya ini salah satu bagian sindrom pada pikiran diri sendiri atas khawatir yang dirasa. Betul bagaimana perasaan apabila diri sendiri saja selalu ada dibenak yang tidak selalu sempurna hanya ego sendiri yang di nomor satukan. Sehingga secara logika pikiran yang diberikan diri sendiri secara rasional selalu bertolak belakang dengan realitas yang membuat pikiran tidak masuk akal atau disebut dengan pikiran berlebih (obsesi) yang membuat tindakan repetitif (kompulsif) menjadi biangkerok pada diri sendiri.

Model ini dihubung-hubungkan pada perasaan insecure diri sendiri yang secara tidak langsung akan mempengaruhi emosi sendiri dan naluri juga. Kadang insecure bersifat dingin pada benak.

Aura negatif akan berangsur-angsur merajai pada diri sehingga diri sendiri akan sering merakan judge pada perasaan sendiri dan sulit menerima kecenderungan yang bertolak belakang pada situasi secara tidak langsung. Hal yang membuat pandangan tidak sejalan untuk menerima diri.

Diibaratkan aku memilih film cinema Kdrama "Oh ini nih mendingan pilih Kdrama dulu kataku" sedangkan secara tidak langsung aku pilih ini namun pengennya yang itu dan sebenarnya bukan pilihan. Seperti apa kata yang lain "So what gitu loh!" secara tidak langsung menjadi pembelajaran yang sebenarnya mau bilang mending aku pilih Kpop aja deh sekarang.

Model insecure ini sebagai kebiasaan yang pada awal mula terjadinya kecemasan maupun kekhawatiran pada diri sendiri yang belum tentu secara realita orang lain juga mengetahui apa yang sedang dirasa pada diri sendiri, bukan!.

Misal kesimpelan yang telah saya jabarkan tadi telah aku ceritakan iya, sebenarnya Kompasiana pengennya mau olahraga namun hati berkata lain seperti lain dihati dan juga lain di benak. Bukannya mau pergi olahraga malah pergi jalan-jalan pergi ke Bioskop dekat rumah.

Apabila setiap kegiatan yang dilakukan dengan kekawatiran akan selalu tidak konsistsen dalam berkomitmen yang banyak menyalah artikan insecure dengan menggunakannya. Misal ketika dilanda overthinking otomatis saya merasa kawatir, entah kawatir sehingga berpikir negatif tentang penolakan orang lain sebelum melakukan sesuatu dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun