Mohon tunggu...
S A Hadi
S A Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sholikhul A Hadi

Happy is the people whitout history

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terjebak dalam Kebebasan

3 Juni 2020   01:23 Diperbarui: 3 Juni 2020   01:18 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari www.nickycullen.com pukul 0:55 tanggal 03-06-2020

Sesaat kemudian, dia baru sadar bahwa di tempat itulah dahulu dirinya ditangkap oleh warga. Dia mengambil buku kecil dan membukanya. Sebuah halaman bertuliskan tanggal "09-01-2010 di Masjid Jami'" menjadi pembuka bukunya yang selama ini menemaninya di penjara. Mendadak semua bayangan tentang drama penangkapannya itu terpampang jelas di hadapannya. Beberapa orang yang berlari sambil membawa golok ke tempatnya. Mereka melingkarinya dan kemudian seorang imam yang datang melerai.

"Jika kalian ingin membunuhnya, langkahi dulu mayatku." Ujar sang Imam.

Baru saja dia teringat dengan Pak Raharjo, imam masjid yang dahulu menyelamatkannya. Dimana Pak Raharjo sekarang? Dia cari lelaki itu ke tempat imam tempat biasanya pak Raharjo menunggu Isya', tidak seorangpun ada di sana.

Dia kemudian berjalan menghampiri enam orang yang berkelompok di sudut masjid. Mereka awalnya santai saat melihatnya mendekat. Tetapi setelah Nyoto mulai dekat, mereka kemudian pergi. Di jaman pandemi ini, memang tidak seorangpun diijinkan untuk bertemu atau berbicara dengan orang yang tidak jelas asal - usulnya. Nyotopun memaklumi keputusan mereka untuk menghindarinya.

" Hei, apa kalian tahu di mana Pak Raharjo?" Ucap Nyoto setengah teriak.

Mereka pergi tanpa jawab dan diiringi oleh suara seorang lelaki dari luar pintu.

"To, kamukah itu?"

Nyoto membalikkan badan dan kemudian tampak sosok tubuh kecil dengan peci hitam dan sarung warna coklat. Dialah Raharjo yang Nyoto maksudkan. Nyoto berjalan menghampirinya dan memeluknya.

"Aku belum sempat mengucapkan terima kasih."

"Tidak perlu. Rencana kamu ke mana?"

"Pulang ke rumahku Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun