Mohon tunggu...
S A Hadi
S A Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sholikhul A Hadi

Happy is the people whitout history

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengenang Said untuk Munir

8 Oktober 2019   12:50 Diperbarui: 8 Oktober 2019   13:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku selalu tertarik untuk meneruskan perjuangan Said. Menjadi pembela utama atas permasalahan yang tidak banyak dilirik orang. Aku sangat terobsesi dengan keagungan tindakan nyata untuk perubahan dunia. Kamu pun tahu aku rela mati seperti  Marielle Franco untuk mencapainya.

Sepertinya terlalu jauh jika aku sebutkan nama Marielle, harusnya aku sebutkan nama Said tua yang menjadi idola teman kita. Said tua mungkin sudah patut disejajarkan dengan Marielle. Setidaknya keduanya memiliki mimpi dan akhir yang sama. Walaupun keduanya mati dengan cara yang berbeda. Said kita sebenarnya selangkah lagi akan menyamai keduanya.

Kamu pun tertawa saat mendengar pernyataanku itu. "Semua orang memiliki kedudukan yang sama. Tidak harus dibedakan atau disamakan hanya karena mimpinya. Perbedaannya hanya pada bagaimana mereka hidup dan penghargaan yang di berikan setelah kematiannya." Tegasmu.

Aku sepakat denganmu. Aku selalu memperingati kematian Said tua bersama dengan yang lainnya, pada tanggal yang sama dengan kematiannya. Sebagaimana dulu yang dilakukan oleh Said kita. Mungkin peringatan itu yang kamu maksud penghargaan. Mungkin pula sesuatu yang lebih dari itu. Aku sendiri telah mengistimewakan kematian Said tua sebagaimana kematian Marielle. Sejenak aku melakukan pengheningan cipta untuk keduanya.

Kamu minum kembali kopimu dan menyalakan sebatang rokok dari sakumu. "Sama seperti sebelumnya, kali ini pun aku memberikan tawaran kepadamu untuk bergabung denganku. Jika kamu ingin berjuang layaknya Said tua, aku tidak ingin dirimu mengalami peristiwa serupa yang dialaminya. Aku ingin hidupmu terlindungi dan seandainya pun gugur dalam bertugas, di nisanmu tersemat sebuah tanda penghargaan yang sepadan dengan resiko yang kamu ambil. Aku yakin Said pun akan setuju denganku."

Aku menghargai semua niatan baikmu. Aku tidak bisa menolaknya. Seorang sahabat akan mencoba memberikan yang terbaik untuk sahabatnya. Hanya saja penghargaan itu bisa dibuat oleh siapapun. Seperti halnya politik yang membutuhkan pengakuan, penghargaan pun tergantung pada siapa yang memiliki kuasa.

Aku tidak ingin bilang kalau tawaran yang kamu sampaikan itu masih memiliki sisi ketidakjelasan yang perlu dipikirkan kembali. Semua kebaikan telah jelas tergambar di depan mata tanpa kamu terangkan lebih rinci. Aku percaya denganmu sebagaimana kepercayaanku dulu. Hanya saja diriku sekarang tidak lagi sama seperti dulu dalam mengambil keputusan.

"Setidaknya sekarang kamu mau mempertimbangkan permohonanku. Tidak seperti dulu yang langsung menolaknya."

Sama sepertimu, sebenarnya luka akibat kematian Said masih membekas di Hatiku. Itulah mengapa aku menikahi Reva, setelah semua yang menimpa Said. Kamu tentu ingat bagaimana kebencianku padanya setelah tahu bahwa Said kecelakaan sepulang dari pertemuan dengannya. Said meninggal dengan membawa ungkapan cinta yang belum terjawab oleh Reva.

Setahun setelah kepergiannya, aku putuskan untuk melanjutkan cinta Said yang belum berbalas itu menanggalkan semua perjuangan lain yang telah kita rintis bersama. Aku berharap dengan memastikan cintanya menjadi milikku akan mampu mengurangi penderitaannya di alam sana. Dengan begitu aku mengambil perannya untuk menjaga Reva sepanjang hidupku.

"Kamu masih belum percaya kalau Said meninggal bukan karena kecelakaan melainkan dibunuh oleh orang yang merasa kepentingannya terancam olehnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun