Mohon tunggu...
Humaniora

Sehari Bersama Sahabat AlQur’an – Membangun Peradaban Islam

2 Januari 2016   23:19 Diperbarui: 2 Januari 2016   23:21 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sehari Bersama Sahabat AlQur’an – Membangun Peradaban Islam"][/caption]

 

sangpena.com – Sehari Bersama Sahabat AlQur’an – Membangun Peradaban Islam

Pengalaman adalah guru terbaik, rasa-rasanya peribahasa nan mahsyur ini tidak akan tergantikan maknanya sepanjang zaman. Pengalaman, sekecil apapun – jika maknanya berkesan dan mendalam ia bisa jadi titik tolak perubahan luar biasa bagi seseorang sepanjang hidupnya. Pengalaman semacam ini adalah yang paling berharga – bukan karena kuantitas tapi karena kualitas.

Seseorang bisa jadi “menemukan” jadi dirinya karena pertemuan yang singkat saja. Bukankah kita sering menjumpai, orang yang hidup lama dengan berbagai pengalaman tapi tak kunjung belajar? Tapi ada sedikit manusia yang menjumpai pengalaman pendek tapi justru menjadi pencerah sepanjang hidupnya.

Tulisan ini adalah wujud terima kasih saya, untuk pengalaman luar biasa selama satu hari – atau mungkin kurang – bersama kawan-kawan relawan selama berada di Yayasan Sahabat Al Qur’an. Sebelumnya mohon maaf jika selama bersua di sana terdapat tindak-tanduk yang kurang berkenan, semoga tersedia maaf untuk segala kekurangan

:)
:)

Betapa banyak ilmu dan hikmah yang saya peroleh selama berada di sana. Belajar keikhlasan dari para gurunda: ustadz Hafidz, ustadz Tamam dan ustadz Jamil – semoga kelak Allah kumpulkan kita semua di jannahNya, aamiin. Belajar semangat dari para santri yang dalam usia masih sangat belia memiliki semangat menghafal qur’an yang luar biasa. Rasanya malu, malu sekali – betapa tamparan luar biasa keras untuk kami yang sudah berumur tapi terkadang masih malas-malasan untuk kembali mendekat ke ayat-ayatNya, membaca, menghafal sebuah manual book seorang hamba.

Terkadang dunia ini terlalu melenakan, hampir-hampir kita melupakan bahwa manusia memiliki keterbatasan yang sama sekali tidak pernah kita ketahui: waktu, jatah hidup kita di dunia. Kita mayoritas tidak mau ketinggalan update teknologi tercanggih, terkini – tetapi Al Qur’an yang sudah dijamin KEPASTIANNYA akan sesuai sepanjang zaman malah kita lupakan. Semoga kita benar-benar memperoleh pencerahan dalam kurun waktu yang singkat kemarin

:)
:)

Ada sebuah kalimat dari Ustadz Hafidz yang begitu menggetarkan, yang kurang lebih saya tangkap maknanya seperti ini: “Untuk membangun sebuah peradaban Islam, kita tidak membutuhkan infrastruktur (fisik) nya. Kita bangun dulu kualitas manusianya (SDM), kita bangun dulu masyarakatnya yang cinta kepada Al Qur’an. Jika masyarakatnya sudah dekat dengan Al Qur’an, generasi mudanya sudah cinta kepada Al Qur’an adakah penghalang yang mampu mencegah kita untuk membangun sebuah infrastruktur?

Sebuah bangunan (pondok pesantren) lebih mudah dibangun daripada membangunkan kecintaan generasi muda kepada Al Qur’an – yang barangkali dibutuhkan banyak bilangan tahun daripada sekedar sebuah bangunan yang selesai dalam hitungan bulan saja. Kita siapkan dulu manusianya – insyaAllah bangunan itu kelak akan dihadirkan dengan kemudahan dari Allah SWT.

Peradaban Islam – islamic civilzation – adalah cara hidup Islami sesuai tuntunan Al Qur’an dan As-Sunnah, jika kita tidak mampu memahami isi Al Qur’an, bagaimana peradaban Islam bisa dibangun? Bukankah kita sekarang menjumpai masjid dimana-mana tapi maksiat masih meraja lela? negara dengan mayoritas penduduk Islam tetapi perekonomian dipegang segelintir orang kafir – orang Islam banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun