Mohon tunggu...
Setiyo Agustiono
Setiyo Agustiono Mohon Tunggu... Konsultan - trainer

trainer, assesor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompetensi Siswa SMK sebagai Tenaga Kerja Produktif

26 September 2019   11:07 Diperbarui: 26 September 2019   11:11 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kompetensi, dari  sudut pandang seorang profesional semuanya mempengaruhi kinerjanya pada saat kerja. Ketika Anda memilih tenaga kerja, Anda menyadari bahwa Anda pasti menginginkan seorang yang memiliki kompetensi, dan sudut pandang ini merupakan disposisi yang tepat.

Bagaimana siswa SMK memperoleh kompetensi yang benar dan menjadi tenaga kerja yang produktif ?

(1). Melibatkan partisipasi aktif siswa SMK dalam praktik kerja yang sesuai dengan kompetensi yang diinginkan dengan waktu yang cukup dalam mendalaminya.

(2). Menciptakan praktik kerja yang benar dan sesuai kompetensi pada komunitas industry (partner SMK), untuk memberikan kerangka kerja khusus dan sesuai kompetensi siswa selama studi tentang berbagai jenis pemagangan. Konsep ini bukanlah hal baru dalam pendidikan SMK, tetapi yang terjadi tidak sesuai dengan kompetensi siswa dan waktu yang sangat terbatas, sehingga siswa tidak mendapatkan apa-apa didalam dimensi kompetensi yang mereka harapkan. Akarnya masalah berawal dari tidak adanya komunikasi benar antar SMK dan Industri.

(3). Sejak saat itu, para pengamat perkembangan SMK yang mempelajari kondisi yang ada,  mengembangkan gagasan bahwa pembelajaran yang penting terletak praktik yang benar dan sesuai kompetensi siswa dengan jangka waktu yang cukup dalam mendalami kompetensinya. Mereka umumnya setuju bahwa seiring berjalannya waktu,  dalam komunitas praktik industry menjadi lebih mampu  mendalami fungsi-fungsi kompetensinya serta menggunakan alat-alat industry terbaru/terkini.  Akibatnya, siswa SMK menjadi berakulturasi, menjadikan norma, perilaku, keterampilan, kepercayaan, produtif, dan sikap kerja.  Untungnya situasi dalam menentukan cara terbaik untuk membantu siswa SMK menjadi kompeten, Komunitas industry tertentu aktif ikut serta membantu pengembangan kurikulum dan praktik kerja.

Ada penelitian menjelaskan struktur pengetahuan dan mengidentifikasi delapan faktor yang mempengaruhi pengembangan keahlian/kompetensi dan kinerja produktivitas. Ini diuraikan sebagai berikut :

  • Jika siswa SMK mendapat pengetahuan dan ketrampilan itu relevan dengan kondisi industry yang ada dan yang diperlukan, maka siswa SMK dapat mengatur  pengembangan keahlian/kompetensi dan kinerja produktivitas serta dapat mempertahankannya.
  • Peserta didik/ siswa SMK harus dapat menghubungkan pengetahuan mereka dengan tugas-tugas baru di tempat magang, agar menjadikannya pengetahuan dan keahlian/ketrampilan dalam mencapai kompetensinya
  • Siswa SMK yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang relevan memungkinkan siswa untuk berpikir dalam hal penyelesaian masalah, membuat kesimpulan, dan menarik kesimpulan (merupakan implementasi dimensi kompetensi, terutama contingency skill, job role) .
  • Pengetahuan dan ketrampilan yang diterima siswa SMK dapat memengaruhi representasi siswa terhadap suatu masalah, yang dapat memengaruhi kemudahan siswa untuk memecahkan masalah dalam rangkah mencapai tingkat produktivitas yang diharapkan.
  • Siswa SMK tidak akan faham masalah produktivitas jika pemahaman atas pengetahuan dan ketrampilan tidak disinkronkan dengan pemahaman atas target pekerjaan yang dilakukan pada pemagangan di industry.

Para ahli vokasional berpendapat bahwa siswa SMK harus memiliki struktur pengetahuan dan ketrampilan yang sangat terorganisir terkait dengan representasi masalah-masalah dalam pekerjaan agar menghasilkan kemampuan untuk mengakses dan menggunakan kompetensi secara optimal (dimensi kompetensi).

Siswa SMK jarang diberikan pelajaran yang ada pemecah masalah (problem solution),  problem solution adalah yang terbaik cara mereka belajar dan mampu menyesuaikan strategi untuk memenuhi kebutuhan baru sesuai industry dengan kinerja produktivitas yang telah ditentukan.

PETUNJUK BERMANFAAT

Untuk membangun lingkungan belajar SMK untuk mencapai siswa yang kompeten berwawasan pada produktivitas, ada empat pertimbangan yang harus diperhatikan :

  • Pertimbangan pertama, dalam praktik kerja/magang membutuhkan pergeseran dari perspektif bahwa trainer di industry bertanggung jawab untuk belajar ke guru di SMK atas cara mengajar/metode melatih  siswa, begitu sebaliknya guru SMK harus belajar pengetahuan terbaru dari industry agar penyampaian pengetahuan sesuai dengan yang ada saat ini. Hal ini untuk mencapai atau berbagi kekuatan belajar yang akan diterapkan pada siswa SMK. Ketika siswa SMK dalam pembelajaran, mereka akan lebih termotivasi untuk tetap dalam tugas. Berarti meminta siswa untuk menetapkan tujuan mereka sendiri dan bekerja untuk mencapainya (sesuai produktivitas yang ditetapkan) mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka (dalam kompetensi bertindak siswa).
  • Pertimbangan kedua, dalam praktik kerja/magang terkait dengan konten. Di industry ada kelas magang diajar pengetahuan/ketrampilan berpusat pada konten praktek bidang kompetensi siswa, trainer menyediakan dan mengajarkan konten, dan siswa "mendapatkannya" sesuai kompetensinya. Sebaliknya, guru dan siswa di kelas  SMK menggunakan konten untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan. Ketika siswa SMK lulus dan bekerja langsung mengembangkan pengetahuan, ketrampilan mereka untuk meningkatkan produktivitas.
  • Pertimbangan ketiga, sebelum praktik/magang kerja perannya berpusat pada peran guru. Seperti disebutkan sebelumnya, guru dan siswa SMK berbagi kekuatan di kelas yang berpusat pada materi pengetahuan yang menunjang praktek kerja/magang. Ini diterjemahkan menjadi definisi ulang peran guru dari penyedia informasi menjadi fasilitator, yang membantu siswa berinteraksi dengan konten dengan cara yang produktif. Dua cara terbaik bagi seorang guru untuk membantu siswa menggunakan konten secara produktif yaitu, pertama mengembangkan keterampilan, kompetensi, dan disposisi para professional/traine di lapangan; kedua adalah untuk menunjukkan pentingnya materi kompetensi dengan pekerjaan nyata di industri.
  • Pertimbangan keempat, dalam praktik perlu motivasi yang membantu siswa SMK bisa melakukan pembelajar secara mandiri. Motivasi Siswa SMK menjadi siswa aktif, yang terlatih,  Guru dapat membantu siswa SMK  menjadi lebih mandiri dengan menunjukkan kekuatan minat pribadi. Guru yang mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa SMK dalam praktek bekerja/magang, dengan demikian siswa SMK pada tingkat yang lebih pribadi ini dapat membantu mereka memanfaatkan kekuatan mereka dengan cara yang lebih produktif dan menemukan cara untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

Sebagai rangkuman, siswa SMK mengembangkan keterampilan, kompetensi, dan sudut pandang yang dibutuhkan oleh industry dengan menjadi peserta aktif dalam lingkungan praktik kerja/magang dalam rangka menjadikan Kompetensi Siswa SMK sebagai tenaga kerja yang produktif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun